Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Tuesday 9 November 2021

Anomali-Anomali Pembelajaran Bahasa Indonesia SD


Oleh Hamidulloh Ibda

Selama ini, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang Sekolah Dasar (SD) masih terjadi anomali-anomali yang disangaja maupun tidak disengaja. Anomali atau ketidaknormalan, penyimpangan, atau kesalahan itu disebabkan dari berbagai faktor, baik internal maupun faktor eksternal di SD. Beberapa guru kurang tepat dalam membelajarkan Bahasa Indonesia atau menggunakan bahasa itu sendiri.

Anomali itu terjadi bisa disebabkan karena faktor pengetahuan guru atau pendidik di SD. Faktor lain juga karena kecapekan/kelelahan, konsentrasi dan faktor terburu-buru dalam berbahasa. Dalam linguistik, beberapa pakar menyepakati bahwa anomali berbahasa itu terjadi yang dikenal dengan istilah error, mistake, dan lapse. Error disebut sebagai anomali berbahasa secara sistematis dan kontinu yang melanggar kaidah dan norma berbahasa. Mistake atau kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Lapse atau selip lidah terjadi karena pendidik di SD kurang konsentrasi atau tidak dasar dalam berbahasa. Hal ini sangat rentan terjadi ketika guru mengucapkan satu kata bahasa daerah yang erat berkaitan dengan makna-makna jorok atau tidak sopan pada masyarakat bahasa tertentu.

Secara keilmuan terjadi anomali dari berbagai aspek. Anomali itu di beberapa artikel disebut pada kesalahan tataran morfologi, sintaksis, dan kosakata. Namun dari hasil analisis dan literatur yang saya baca, ada beberapa anomali yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SD, yaitu:

1. Bahasa sekadar dipahami sebagai alat komunikasi saja, padahal bahasa erat kaitannya dengan olahpikir dan olahrasa.

2. Bahasa dipahami hanya satuan bunyi, kata-kata, kalimat, paragraf yang dituangkan secara lisan maupun tulisan, padahal bahasa tidak sekadar itu karena bahasa erat berkaitan dengan keindahan, estetika, dan sebagainya.


Perubahan Mindset

Dari dua anomali di atas, harus ada perubahan mindset pada guru Bahasa Indonesia agar dapat mengembalikan hakikat bahasa. Pertama, bahasa harus dipahami sebagai sarana olahpikir dan olahraga. Dalam aspek olahpikir, bahasa menjadi alat mendapat pengetahuan, informasi, dan teks-teks yang dibaca siswa dapat menjadikan mereka tahu di tahunya, tahu di tidaktahunya, tidak tahu di tahunya, dan tidak tahu di tidaktahunya. Bahkan, menurut Prof Marsigit, rumah filsafat adalah bahasa, tanpa bahasa filsafat tidak bisa jalan atau dipahami. Dalam aspek olahrasa, bahasa erat kaitannya dengan keindahan, sastra, dan metafora. Banyak orang terhibur, mendapat kebahagiaan karena mereka membaca cerita pendek, puisi, dan pantun yang semuanya itu alatnya adalah bahasa.

Bahasa tidak bisa disebut sebagai satuan bunyi, kata, kalimat, atau paragraf, namun bahasa lebih luas dari itu. Mindset ini harus diubah, karena bahasa itu wilayahnya adalah ekspresi tulisan dan ekspresi lisan. Sebelum mendapatkan ekspresi tulisan dan lisan, siswa perlu dikuatkan resepsi (penerimaa) tulisan dan lisan terkait materi di SD. Dengan demikian, peserta didik akan mengenal dunia lebih luas karena hakikat bahasa adalah jendela kecil untuk melihat lebih luas.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Anomali-Anomali Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda