Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Tuesday 2 October 2012

Hikmah Kemenangan Jokowi

Tulisan ini dimuat di Koran Wawasan, 25 September 2012
 
Kemenagan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) sangat menjadi sorotan publik. Banyak yang belajar dari kemenangan mereka dan tentu menjadi pelajaran dan hikmah bagi politis di negeri ini. Mereka resmi dinobatkan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 versi hitung cepat. Kemenangan Jokowi mendobrak hegemoni partai politik yang selama ini menguasai pesta politik di Tanah Air. Kemenangan Jokowi juga membuktikan kepada para elite politik di Tanah Air bahwa keinginan perubahan rakyat dalam ruang demokrasi tak bisa dibendung. Meski menggunakan segala cara, namun calon yang diharapkan mengubah Ibukota tetap mulus melenggang.
Joko Widodo bukan hanya muncul sebagai harapan rakyat, juga menimbulkan asa positif terhadap ruang demokrasi di negara ini. Kerelaan calon incumbent untuk mengakui kekalahan dalam pemilukada DKI Jakarta kemarin juga bisa menjadi contoh baik pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air. Apalagi, DKI Jakarta adalah barometer politik nasional yang bisa jadi dilihat seluruh daerah di Tanah Air.
Kembali kepada persoalan Jokowi - Ahok, kesepakatan tidak tertulis yang membuncah dari lubuk hati warga DKI Jakarta turut membantu Jokowi menuju singgasana di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Partai-partai besar yang mendukung Foke di putaran kedua juga tampak setengah hati melihat harapan masyarakat yang ditujukan kepada Jokowi begitu besar. Mungkin hanya PKS yang suara pemilihnya relatif bergeser mendukung Foke-Nara, selebihnya mengalir untuk Joko Widodo.
Kini, setelah melewati tantangan politik jalanan, Jokowi mesti dihadapkan lagi dengan tantangan politik di “Kebon Sirih” yang kemungkinan bisa menjegal kebijakan pak gubernur. Dalam hitung-hitungan kursi di DPR, koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra yang mengusung Jokowi-Ahok hanya punya kekuatan 15 persen di kursi dewan. Tentu jumlah ini tidak begitu kuat jika Jokowi tak permisi dengan partai-partai yang kalah. Toh, dalam dunia politik semua bisa terjadi asal ada kesepakatan.
Hikmah Kemenangan
Banyak hikmah yang bisa dipetik dan dipelajari dari kemenangan Jokowi. Pertama, bahwa figur kandidat merupakan faktor penting dalam pencalonan kepala daerah. Partai politik benar-benar hanya menjadi perahu. Kemampuannya untuk memobilisasi pemilih kalah dibandingkan dengan figur yang ada. Figur bersih, dan memiliki sejarah panjang yang mengabdi kepada masyarakat menjadi ukuran.
Gejala partai politik makin tidak diminati sesungguhnya sudah terbaca sejak putaran pertama. Hal itu terlihat dari salah satu calon dari koalisi parpol yang berada di bawah perolehan suara calon independen. Putaran kedua ini makin memperkuat fenomena tersebut. Parpol makin tak berwibawa, makin tak bisa menjelaskan pemilihnya.
Kedua, pemilih semakin independen dan kepercayaan mereka terhadap parpol semakin rendah. Pemilih juga semakin kebal dari rayuan politik uang. Bahkan, untuk sikap independen tersebut, pemilih dapat melakukan relawan dengan pengertian sesungguhnya. Mereka berkreasi dengan berbagai cara, dan dengan mempergunakan banyak media, tanpa dukungan dana dari para kandidat.
Ketiga, masyarakat semakin rasional dalam memilih calon pemimpinnya. Isu SARA yang marak berhembus saat masa kampanye ternyata tidak banyak mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan mereka. Keempat, ada harapan pluralisme makin diterima masyarakat. Kenyataan bahwa isu SARA tidak banyak mempengaruhi pemilih merupakan sinyal penting bahwa penerimaan atas pluralisme makin membesar. Perkembangan ini tentu sangat penting. Penerimaan atas pluralisme merupakan syarat penting bagi tegaknya demokrasi.
Kelima, arogansi dikalahkan, pemilik dana kampanye besar ditumbangkan. Ada harapan, politik dengan kesantunan yang bukan basa-basi makin diterima. Uang besar bukan lagi menentukan. Kemenangan Jakarta adalah kemenangan di mana uang bukan menjadi alat perekayasa.
Selain itu, sebenarnya sosok Jokowi pantas untuk dinobatkan sebagai tokoh pembaharu. Ia mengajarkan kesederhaan kepada seluruh pemimpin di negeri ini. Maka, tak ayal jika banyak buku ditulis oleh beberapa kalangan untuk menghormati dan meniru kearifannya. Selama ini, banyak pemimpin yang mengutamakan “hedonisme, individualisme, mementingkan kepentingan kelompok,” sedangkan Jokowi tidak.  Inilah yang seharusnya dilakukan para elit di negeri ini.
Tak hanya secara personal, namun tim yang mendukung Jokowi juga solid dan komitmen. Ini merupakan indikator keberhasilan Jokowi dalam mempengaruhi dan memimpin rakyat. Bahkan, ueforia atas kemenangan Jokowi terkesan irasional. Ada apa di balik itu? Dan inilah wujud kehebatan Jokowi. Semoga Jokowi-Ahok bisa memimpin Jakarta dan membawa perubahan. Jangan sampai ia mengecewakan rakyat Jakarta. Karena hanya dialah yang menjadi pionir perubahan di Jakarta. Janji-janji yang ia lontarkan harus dilaksankan, jangan sampai janji itu hanya “bualan manis” ketika kampanye. Semoga demikian. Wallahu a’lam bisshawab.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Hikmah Kemenangan Jokowi Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda