Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Tuesday 12 March 2013

Bintang Mercy Semain Panas



Bintang Mercy Semain Panas. Itulah kenyataannya. Partai Demokrat merupakan fenomena yang tidak umum dalam jagad politik tanah air. Betapa tidak, tanpa memerlukan waktu lama partai berlogo bintang mercy ini menjadi partai besar dan berhasil mengantarkan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) menjadi presiden untuk dua periode. Dalam pemilu legislatif 2004, Demokrat masih berada pada papan tengah, namun dalam pemilu 2009 melesat menjadi partai pemenang pemilu.

Namun kisah kesuksesan Demokrat diatas boleh jadi tak bakal berjalan lama. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya elit partai demokrat yang terjungkal dalam kasus korupsi. Sebutlah Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum DPP, Angelina Sondakh, bekas Wakil Sekjen DPP, Hartati Murdaya, bekas anggota Dewan Pembina, hingga Andi Alfian Malarangeng, bekas Sekretaris Dewan Pembina.
Persoalan Demokrat semakin kompleks dengan rapuhnya hubungan internal Demokrat. Melebarnya faksi politik yang menggerogoti tubuh Demokrat membuat partai ini kian limbung. Pemecatan Ruhut Sitompul dari pengurus teras Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah sinyal bahwa internal Demokrat sedang rapuh.
Memang dalam konteks membangun trust publik, pemecatan Ruhut “Poltak” Sitompul boleh jadi merupakan langkah tepat dan rasional. Mengingat Ruhut adalah salah satu politikus Demokrat disamping Sutan Bhatoegana yang gemar mengacaukan rasionalitas publik dengan pernyataan-pernyataan yang kerap kali tidak etis dan membingungkan masyarakat. Ruhut adalah tipikal politikus hedonis yang hanya memikirkan kesenanganya sendiri dan kelompok politiknya dengan “memerkosa” kemaslahatan publik.
Namun dalam hubungan internal Demokrat, pemecatan Ruhut merupakan sinyal terbuka yang di tabuh Anas terhadap otoritas Susilo Bambang Yudoyono (SBY) di Demokrat. Ruhut Sitompul dikenal luas sebagai loyalis/pembela setia SBY dan juga menjadi salah satu pentolan dari faksi Cikeas. Sebelumnya, Ruhut adalah salah satu pendukung utama Anas Urbaningrum dalam kongres partai Demokrat di Bandung dua tahun yang lalu, bahkan ia pernah mengidolakan tokoh muda ini. Namun dengan munculnya kasus korupsi Nazaruddin dan menyeret nama Anas, Ruhut Sitompul berbalik arah menyerang Anas untuk mundur dari kursi ketua umum.
Langkah Berani
Pemecatan Ruhut dari pengurus elit DPP merupakan langkah berani Anas. Karena ia telah memosisikan diri vis a vis dengan SBY yang notabene merupakan figure sentral Demokrat. Pemecatan Ruhut ini merupakan ajang uji coba kekuatan politik Anas terhadap Yudoyono. Pada tahun 2010 silam sikap melawan Anas terhadap titah Cikeas (SBY) untuk tak maju dalam bursa ketua umum berhasil. Kali ini Anas sepertinya ingin mengulangi kesuksesannya tersebut.
Keberanian Anas ini merupakan bunuh diri politik, dan ia sepertinya menyadari betul hal ini. Penetapan Andi sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus Hambalang adalah kunci yang bisa menyeret Anas dalam kursi pesakitan. Seperti diketahui, penetapan Andi Alfian Malarangeng sebagai tersangka dalam kasus Hambalang berdasarkan kicauan Nazaruddin. Dalam kicauannya tersebut, Nazaruddin juga menyebut nama Anas.
Sehingga bagi Anas tidak ada jalan lain selain memperkuat barisan di internal Demokrat. Pengurus teras di DPP yang tidak sejalan disingkirkan. Dengan soliditas pengurus DPP ini posisi tawar Anas selaku ketua umum partai Demokrat menjadi semakin kuat dan tentunya menjadi pertimbangan bagi KPK. Bayangkan, kalau Anas bukan lagi duduk sebagai ketua umum partai Demokrat, maka bisa dipastikan KPK tak akan membutuhkan waktu lama untuk menjadikan Anas sebagai tersangka.
Memang setiap pilihan politik pasti menimbulkan sejumlah kosekwensi. Dan keberanian Anas memecat Ruhut Sitompul jelas akan membuat Demokrat semakin terpuruk, karena konflik internal kian menganga. Upaya Anas Urbaningrum untuk membangun hegemoni di Demokrat pasti akan ditentang oleh SBY yang kharismanya mulai memudar di partai. Tapi Anas tak boleh lupa, faksi ketua DPR, Marzuki Ali relatif solid dan sangat mungkin sedang mempersiapkan amunisi untuk menggusur dominasi Anas.
Problema yang terjadi di partai Demokrat ini jelas akan membuat partai kian terperosok dari popularitas. Ini merupakan kosekwensi dari kemenangan Demokrat yang dibangun diatas politik pencitraan figur SBY. Bukan pada kekuatan program partai, bukan pada kualitas kader, dan bukan pula oleh progresifitas ideologis dan kohesitas jaringan partai dengan akar rumput. Egoisme individu dan arogansi faksi yang sedang melilit Demokrat saat ini cepat atau lambat akan menjadi “kiamat” bagi partai Demokrat.
Semangat pengorbanan
Untuk itu, harus ada semangat pengorbanan politik (political sacrifice) dari elit Demokrat untuk menyelamatkan partai dari kehancuran. Dari semua elit partai yang paling bertanggung-jawab untuk melakukan semangat pengorbanan politik ini adalah Anas Urbaningrum. Karena pusaran persoalan yang menerpa Demokrat saat ini ada pada diri Anas.
Sikap ksatria Anas Urbaningrum sangat dibutuhkan oleh partai Demokrat sebagai kunci untuk menyelamatkan Demokrat dari kehancuran. Olehnya itu, Anas harus berjiwa besar untuk mengundurkan diri dari posisi ketua umum, kalau tidak mau partai Demokrat tinggal menunggu kehancuran
Semakin Panas
Tak lama ini, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY mengumpulkan sejumlah menteri yang berasal dari Partai Demokrat. Itu terjadi selang beberapa jam setelah Presiden tiba di Tanah Air dari kunjungannya ke sejumlah negara dan mengakhirinya dengan umrah di Tanah Suci. SBY mengumpulkan menteri tersebut, karena mereka lah yang belakangan sering muncul di media, meminta dirinya turun tangan untuk mengatasi persoalan turunnya elektabilitas Partai Demokrat belakangan ini.
Dalam survey SRMC, Demokrat hanya mendapat 8 persen, jauh dari Partai Golkar 21 persen, dan PDI Perjuangan 18 persen. Partai Gerindra pun merapat di bawahnya dengan 7 persen elektabilitas. Apa solusinya, itulah yang masih menjadi tanda tanya sepanjang Jumat 8 Februari 2013 ini.
Banyak isu bahwa KPK akan menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Mungkin sebuah kebetulan. Namun, tak ada kabar dari gedung di kawasan kuningan itu. KPK tampaknya tidak mau terlibat dalam arus politik Partai Demokrat, tidak menggubris dorongan SBY untuk menegaskan status Anas Urbaningrum. Hanya ada dua skenario bagi Anas, bertahan sekuat tenaga atau mundur secara legowo untuk menyelamatkan citra partai.
Tentunya dua hal tersebut memiliki implikasi yang tidak mudah bagi Partai Demokrat. Tapi, melihat pernyataan di Metro TV, Kamis 7 Februari malam, tampaknya Anas memilih tetap bertahan sekuat tenaga. Dia hanya siap mundur jika dilakukan secara konstitusional. Dengan kata lain, dia siap bertarung habis-habisan di kongres.
Berbeda jika KPK memang mampu membuktikan keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang. Tentu hal itu akan memudahkan SBY untuk mengganti Anas dari kursi ketua umum. Tapi, jika Anas tidak mau mundur karena belum terbukti terlibat korupsi, tentu SBY perlu berpikir keras untuk membujuk Anas meninggalkan kursinya agar Partai Demokrat terlepas dari sandera.
Malam nanti bisa jadi petaruhan bagi Partai Demokrat. Jika ternyata SBY tidak mampu memberikan solusi yang tepat bagi masalah yang merundung partainya, maka partai berlambang mercy itu dipastikan tidak akan menjadi jawara lagi para pemilu 1,5 tahun mendatang. Soliditas partai pasti akan terganggu dalam menghadapi pertarungan pemilu 2014. Sekarang atau tidak sama sekali, itu mungkin pesan yang disampaikan para menteri Partai Demokrat itu kepada SBY.
Kisruh yang terjadi di Partai Demokrat memiliki pesan penting kepada perilaku para politisi, agar tidak menyalahgunakan wewenang, korupsi, suap, dengan alasan kepentingan apapun, jika tidak mau tersandera atau bahkan ditahan di Hotel Prodeo KPK. Jika sudah seperti itu, maka karir politik ke depan pun tidak akan secerah langit di angkasa. Ingat, jangan korupsi.
Sumber: Wawasan, 13/2/2013
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Bintang Mercy Semain Panas Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda