Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday 23 May 2014

Contoh Karya Ilmiah PTK untuk PGSD dan PGMI


PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT  PADA MATA PELAJARAN
AKIDAH AKHLAK  MATERI POKOK IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH DI KELAS IV SEMESTER 2 MI  HIMMATUL MUTA’ALLIMIN DUKUHSETI  PATI TAHUN PELAJARAN 2011-2012
HAMIDULLOH IBDA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang


ABSTRAK
Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan di kelas IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti Pati, yaitu rendahnya nilai rata-rata peserta didik pada materi Iman kepada rasul-rasul Allah dikarenakan sulitnya peserta didik untuk memahami secara langsung apa yang dipelajari dan keabstrakkan peserta didik pada materi tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran Akidah Akhlak dibutuhkan  pemahaman materi secara mendalam. Selain itu berdasarkan pengamatan juga diperoleh fakta bahwa rendahnya nilai belajar peserta didik dikarenakan kurangnya aktifitas peserta didik pada pelajaran Akidah Akhlak, kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru, peserta didik yang tidak memahami materi tersebut tidak mau bertanya. Diharapkan pembelajaran melalui model Card Sort akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi iman kepada rasul-rasul Allah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran card sort dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok Iman kepada rasul-rasul Allah di Kelas IV Semester 2 MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti Pati?
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti Pati tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 7 peserta didik.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu (1) Dokumentasi, (2) Wawancara, (3) Tes, dan (4) Observasi.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Card Sort, Akidah Akhlak


Pendahuluan
Model pembejalaran dalam pendidikan harus terus dikembangkan. Hal itu agar pembelajaran menjadi aktif, jika pembelajaran aktif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Jika meningkat, maka bisa menjadi faktor meningkatnya kualitas pendidikan di negeri ini.
Proses belajar yang terjadi pada seorang atas diri anak untuk mencerna berbagai bentuk  pengetahuan sangat rumit. Proses ini tidak terjadi sekaligus, melainkan secara bertahap dan berkembang terus-menerus selangkah demi selangkah. Waktu, kematangan, kesiapan mental peserta didik, lingkungan belajar, dan tingat kesulitan materi sangat berpengaruh pada proses belajar dan penguasaanya. Yang tidak kalah berpengaruhnya adalah metode atau cara melakukanya.[1]
Kegiatan mengajar merupakan suatu keterampilan yang dengan sendirinya dapat dipelajari, sebagai suatu ilmu juga suatu seni. Kita perhatikan seorang guru harus bersifat sebagai artis. Sebagai seorang artis, guru harus dapat berperan di muka kelas, sebagaimana seorang artis berperan di atas panggung. Hanya bedanya guru harus menumpahkan seluruh kebiasaanya sebagai guru, yang harus ditiru tidak memiliki cela di masyarakat.[2]
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak, yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pada setiap kegiatan pendidikan formal, pelajaran Akidah Akhlak selalu diajarkan, hal ini menunjukkan bahwa Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Karena memiliki fungsi dan tujuan yang sangat bermanfaat bagi peserta didik, sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pembelajaran, sejalan dengan kurang maksimalnya guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang telah ditentukan. Karena itu pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar dan mengajar.
Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam meyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam perilaku. Akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Akidah Akhlak merupakan salah satu pelajaran yang menekankan pada perubahan sikap atau afektif. Karena di dalam materi Akidah Akhak diajarkan bagaimana cara menjadi manusia yang mampu memposisikan sebagai manusia. Dengan arti lain adalah “memanusiakan manusia”. Hal ini pararel dan seirama dengan harapan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu penanaman pendidikan karater pada anak usia dini atau di bangku sekolah dasar.
Madrasah Ibtidaiyah Himmatul Muta’allimin Dukuhseti Pati merupakan lembaga pendidikan di kabupaten Pati yang belum menerapkan model pembelajaran Card Sort. Dengan tujuan agar mata pelajaran Akidah Akhlak sebenarnya sudah cukup efektif. Tapi bila seorang guru harus ceramah terus maka siswa cenderung pasif apalagi jika dalam satu kelas terdiri lebih dari dua puluh empat siswa maka metode ceramah dirasa menjadi kurang efektif. Belum lagi jika seorang guru mempunyai suara yang kurang keras maka bagi siswa yang duduk di belakang mungkin tidak mendengar apa yang telah dijelaskan oleh guru.
Selain itu dalam hal pengelolaan kelas akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru dapat menggunakan metode potongan-potongan kertas Card Sort yang berisi materi kemudian siswa disuruh mengurutkan sehingga menjadi sebuah konsep yang tepat. Sehingga guru lebih mudah untuk mengelola kelas. Selain itu juga metode ini dapat dikatakan menjadi efisien karena materi pelajaran akan menjadi lebih cepat untuk dapat diselesaikan. Apalagi materi Akidah Akhlak tentang materi pokok iman kepada rasul-rasul Allah yang sering dihafalkan siswa-siswa setiap hari.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas.[3] Metode mengajar merupakan cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada peserta didik.
Oleh karenanya, guru sebagai pendidik berperan penting dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berdampak positif pada hasil belajar peserta didik. Karena sukses atau tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru. Guru diibaratkan “dhalang” dalam sebuah miniatur pembelajaran. Jadi, baik  buruknya siswa, sukses dan tidaknya adalah dipengaruhi besar oleh peran guru dalam pembelajaran. Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.Dari uraian di atas, timbul ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian tentang: “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIDAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI POKOK IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH DI KELAS IV SEMESTER 2 MI HIMMATUL MUTA’ALLIMIN DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2011-2012.
Metode
Teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu (1) Dokumentasi, (2) Wawancara, (3) Tes, dan (4) Observasi.

Hasil dan Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini menerapkan model pembelajaran Card sort  pada pelajaran Akidah Akhlak pada materi pokok iman kepada rapsul-rasul Allah yang dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
Pembelajaran ceramah dirasakan kurang efektif, terbukti ketika peneliti melakukan observasi di kelas IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti suasana pembelajaran masih bersifat satu arah, guru menerangkan dan peserta didik hanya menjadi pendengar sehingga peserta didik mudah bosan. Menurut analisa peneliti pembelajaran konvensional cenderung membatasi kebebasan dan kreatifitas peserta didik untuk tumbuh kembang sesuai dengan tingkat daya pikir yang mereka miliki, selain itu pola pembelajaran konvensional tidak melibatkan peserta didik secara utuh untuk melakukan pembelajaran, sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar peserta didik, ketika guru mengadakan tes formatif terdapat beberapa murid yang belum memenuhi KKM.[4] Maka dari itu guru dan peneliti sepakat untuk mengadakan pengkajian ulang berkaitan dengan metode pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu dengan mengganti metode agar peserta didik tidak mudah bosan. Untuk itu peneliti menawarkan model pembelajaran card sort.
Di samping itu, peneliti memilih model pembelajaran card sort karena metode ini mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah: Pertama, peserta didik lebih semangat untuk belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baru. Kedua, siswa mempunyai kebebasan untuk belajar dan mengungkapakan idenya dengan menggunakan media kartu. Ketiga, dapat membantu siswa untuk tanggap pada orang lain dan menyadari keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Keempat, dapat mengembangkan kemampuan siswa dan meningkatakan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosialnya.
Ketika peneliti masuk IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti untuk melaksanakan siklus I menggunakan model pembelajaran card sort, terlihat beberapa peserta didik belum begitu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I. Secara keseluruhan aktivitas peserta didik dalam menerapkan pembelajaran card sort belum berlangsung optimal dan diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana dengan baik. Aktivitas yang diamati belum sesuai, seperti yang diharapkan masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas yakni keaktifan peserta  didik dalam mengerjakan tugas kelompok (75%), keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode card sort (67,86%), keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari guru (42,86%).
No
Aktivitas yang diamati
Prosentase
Siklus I
Siklus II
1
Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
75%
85.71%
2
Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode card sort
67,86%
89,28%
3
Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari guru 
42,86%
78,57%

Rata-rata Prosentase
61,91%
84,52%
Hal Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar masih rendah. salah satu penyebabnya adalah bahwa guru belum maksimal dalam menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model card sort dan mendampingi dalam pembelajaran terlihat pada observasi peneliti terhadap guru saat proses pembelajaran berlangsung, keaktifan yang didapatkan guru dalam siklus I adalah 66,67%, sedangkan untuk hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada siklus I sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus yaitu dari rata-rata kelas 48,14 meningkat menjadi 69,57, ketuntasan klasikal dari 14,28% meningkat menjadi 42,86%.[5] Pada siklus I diperoleh 4 peserta didik yang belum memenuhi KKM jadi perlu perbaikan dan dilanjutkan pada siklus II agar seluruh peserta didik dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan yakni 75.
Pelaksanaan siklus II mengacu refleksi siklus I sehingga pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat berjalan dengan baik, disamping itu peserta didik juga sudah mengetahui tentang proses, tatacara dan tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik pada pembelajaran siklus II ini sudah tidak ada perasaan canggung dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Keberhasilan pada siklus II juga tidak luput dari peran guru yang dapat mengkondisikan kelas, mengelola waktu, melakukan pendampingan saat pembelajaran dan memberikan stimulus untuk melakukan evaluasi bersama sehingga peserta didik bisa lebih jelas dalam memahami materi. Optimalnya peran guru ditunjukkan pada meningkatnya kualitas melakukan pembelajaran yang mencapai 85,42% dibandingkan pada siklus I yaitu  66,67%. Data keaktifan peserta didik siklus II mengalami peningkatan dari siklus I terlihat pada hasil observasi keaktifan peserta didik yang mencapai 84,52%.

Peningkatan keaktifan peserta didik sangat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar terbukti setelah diadakan tes evaluasi siklus II nilai rata-rata peserta didik mencapai 83,57 dan ketuntasan klasikal mencapai 100 %, dari siklus I terdapat 4 siswa yang belum tuntas dan pada siklus II semua siswa mengalami ketuntas.

No

Variabel yang diamati
Jumlah/Persentase
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai rata-rata peserta didik
48,14
69,57
83,57
2
Jumlah peserta didik yang berhasil
1
3
7
3
Jumlah peserta didik yang belum berhasil
6
4
0
4
Persentase peserta didik yang berhasil
14,28%
42,86%
100%
5
Persentase peserta didik yang belum berhasil
85,71%
57,14%
0%
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran card sort pada materi iman kepada rasul-rasul Allah menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran Akidah dilaksanakan sudah baik dan termasuk kategori berhasil karena setiap diadakan evaluasi akhir pertemuan hasil belajar yang dibarengi dengan aktivitas selalu menunjukkan kenaikan nilai. Berikut dapat dilihat keberhasilan pembelajaran tiap siklusnya yang ditandai dengan meningkatnya ketuntasan belajar.[6]
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa keaktifan peserta didik pada pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel  Hasil Observasi Keaktifan Peserta didik Siklus I dan Siklus II
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II, maka dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.
Kesimpulan dan Saran
Dari deskripsi dan analisis penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa model  pembelajaran Card Sort yang diterapkan pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok Iman kepada Rasul-rasul Allah di kelas IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhseti dilaksanakan selama 2 siklus. Pada siklus I proses pembelajaran menggunakan model card sort dengan membagikan kertas yang berisi materi, masing-masing  siswa diberi satu kertas dan mengurutkan sesuai dengan materinya. Namun, pada pelaksanaan siklus I ini belum maksimal karena peserta didik belum terbiasa dengan model tersebut.
Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan aktivitas pembelajaran, peserta didik sudah bisa menyesuaikan pembelajaran dengan menggunakan model tersebut, dan lebih semangat dalam pembelajaran. Peserta didik yang biasanya menerima materi pelajaran dengan metode ceramah, sekarang sudah bisa menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu Card Sort yang lebih sesuai untuk pembelajaran, di mana peserta didik dapat menemukan inti dari pembelajaran itu sendiri berdasarkan hasil dari temuannya secara kelompok. Jadi dengan model pembelajaran ini peserta didik akan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Model pembelajaran kooperatif tipe Card Sort dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok iman kepada Rasul-rasul Allah kelas IV MI Himmatul Muta’allimin Dukuhsati Pati tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus yaitu dengan nilai rata-rata 48,14 dan ketuntasan belajar klasikal 14,28% meningkat pada siklus I menjadi 69,57 dengan ketuntasan belajar klasikal 42,86% dan pada siklus II rata-rata kelas V meningkat menjadi 83,57 dengan ketuntasan klasikal mencapai 100%.
Rata-rata hasil belajar pra siklus dan siklus I meningkat sebesar 21,43 poin dan dari siklus I dan siklus II meningkat menjadi 14 poin sedangkan ketuntasan klasikal dari pra siklus dan siklus I meningkat sebesar 28,58% dan dari siklus I dan siklus II meningkat sebesar 57,14%. Begitu juga dengan keaktifan peserta didik mengalami peningkatan dengan prosentase keaktifan sebesar 61,91% pada siklus I, meningkat menjadi 84,52% pada siklus II.
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas maka peneliti mengajukan saran-saran. Pertama, penerapan model pembelajaran card sort sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Dalam hal ini, sekolah dan guru harus terus mengembangkan kualitas pembelajaran dengan cara menggali lebih dalam lagi tentang metode-metode dalam pembelajaran. Tanpa hal itu, pembelajaran pasti hanya monoton dan tidak bisa membuat siswa menjadi aktif dan tertarik.
Kedua, penerapan model pembelajaran card sort dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Dan sebenarnya masih banyak lagi model pembelajaran lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal itu, guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan membawakan metode pembelajaran.
Ketiga, dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak, sebaiknya guru mengajar dengan pembelajaran kooperatif, yang dapat menumbuhkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik dapat meningkat. Pada penelitian ini, yang perlu dikembangkan adalah cara menyampaikan materi dengan model pembelajaran card sort. Maka dari itu guru harus lebih tajam lagi dalam menyampakan materinya.
Keempat, guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Jangan sampai guru hanya menerapkan model pembelajaran yang sudah ada.
Kelima, sebaiknya kampus, sekolah, harus bersinergi untuk mengembangkan dan perlu bekerja sama dalam rangka meningkat kualitas pendidikan. Karena biasanya kegiatan penelitian, skripsi, hanya menjadi ritual tahunan belaka. Maka dari itu, ke depan IAIN Walisongo harus semakin dekat dengan sekolahan agar ada follow up  yang jelas dalam pembenahan model pembejaran di sekolah terutama yang terpencil.
Ucapan Terima Kasih
Karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi kewajiban akademik juga sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan.
Penulis mencurahkan segala kemampuan menyelesaikan karya tulis ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai Insan biasa tentu memiliki banyak kekurangan dan kelemahan dan jauh dari kesempurnaan keterbatasan kemampuan dalam diri penulis.
vii
 
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang mulia yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, kedua orang tua dan semua pihak yang membantu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, hanya kepada Allah penulis berdoa, bermanfaat adanya dan mendapatkan ridho dari Nya, amin yarobbal alamin.
Sumber Rujukan
Alma Bukhori, M.Pd, dkk, Guru Profesional, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009
Aliyah Mualifatul, Upaya Meningkatkan Penguasaan Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Zakat Melalui Metode Card Sort (Penelitian Tindakan Kelas XA MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan. Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2010
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1989
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1989
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Baharudin, dkk, Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010
Hanafi, M, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI), Pembelajara Seah Kebudayaan Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010
Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, Semarang: Balai Diklat Keagamaan, 2007
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009
Safaatun, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Index Card Match pada Mata Pelajaran PAI Standar Kompetensi Mengenal Rasul-Rasul Allah SWT dan Menceritakan Kisah Sahabat Nabi (Studi Tindakan pada Siswa Kelas V, SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, Semester Genap Tahun Ajaran 2009-2010). Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010

Simanjuhtak, Lisnawati, Metode Mengajar Matematika I, Jakarta : Rineka Cipta, 2001
Slameto, Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1987
Soejadi, R, Kiat-kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1990
SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,  Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008
Sudjana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2002
Sugiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,  Bandung: ALFABETA, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan       R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. 6, 2008
Sujatmiko, Ponco, Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2005
Soenerjo, Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama, 1971
Suranto, Metodologi Penelitian dalam Pendidikan dengan Program SPSS, Semarang: Ghyyas Putra, 2009
Taufikurokhman dan Edy Siswanto, Moch, Aqidah Akhlaq Madrasah Aliyah, Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Timur, 2005
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007
Utomo, Tjipto dan Kees Ruijhter, Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan . Jakarta: Gramedia, 1985
Widodo. Amd. Dkk. Kamus Ilmiah Populer. Jogjakarta: Absolut



[1] M. Hanafi, Pembelajaran  Sejarah Kebudayaan Islam,  (Jakarta:Departemen Agama
RI, 2009). Hlm. 195
[2] Bukhori Alma, dkk, Guru Profesional, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009). Hlm. 3
[3] Bukhori Alma, dkk, Guru Profesional.  Hlm. 83
[4]Keterangan hasil tes  pra siklus
[5]Diperoleh berdasarkan data hasil belajar pada siklus I 
[6]Hasil observasi dan hasil tes hasil belajar pada tiap siklus 
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Karya Ilmiah PTK untuk PGSD dan PGMI Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda