Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday 25 May 2014

Contoh Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia

I.         PENDAHULUAN

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. menurut Ramlan (1981:1) “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase”. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata.
Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah kata, frase, klausa, dan kalimat. Untuk itu agar lebih jelasnya dalam makalah ini akan dibahas satu persatu.


II.      PEMBAHASAN

Dari penjelasan tentang pengertian sintaksis tersebut di atas berikut akan dibahas masing–masing unsur yang terkandung dalam sintaksis.

A.      KATA
Kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis. Dalam hal ini kata mempunyai 3 fungsi, yaitu sebagai berikut :
1.      pengisi fungsi sintaksis;
2.      penanda kategori sintaksis;
3.      perangkai dalam penyatuan bagian-bagian dari satuan sintaksis.

Kata sebagai pengisi satuan sintaksis dibedakan menjadi dua macam kata yaitu kata penuh(fullword) dan kata tugas (funcionword).
1)      Kata penuh adalah kata yang secara leksikal mempunyai makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan. Yang termasuk kata penuh adalah kata-kata kategori nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia.
2)      Kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan dia tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk kata tugas adalah kata-kata kategori preposisi (kata yang ada di belakangnya), posposisi (kata yang ada di depannya) dan konjungsi (kata-kata yang dirangkaikan). Misalnyadan tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai tugas sintaksis untuk menggabungkan dua buah kata.

B.       FRASE
Frase merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif atau tidak produktif lagi (artinya tidak bisa dikembangkan lagi). Frase tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna.
Dalam sebuah kalimat, gabungan kata yang termasuk fraseadalah  jika gabungan kata tersebut menduduki satu fungsi subyek, predikat, pelengkap, obyek atau keterangan saja.
Contohnya :         Rumah (S) mewah (P) = kalimat
                            Saya (S) membeli (P) rumah mewah (O) = frase
Berdasarkan hubungan antar unsur pembentuknya, frase digolongkan menjadi 2, yaitu :
1)      Frase setara (koordinatif)
Contoh : anak istri, bapak ibu, sawah ladang.
2)      Frase bertingkat (subordinatif)
Contoh : guru matematika, sangat jujur, belum pergi

Berdasarkan makna yang didukungnya, frase digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1)      Frase idiomatik (kiasan)
Contoh : meja hijau (pengadilan), bermuka dua (tidak berpendirian)
2)      Frase lugas (biasa)
Contoh : meja hijau (meja berwarna hjau)
           
C.      KLAUSA

Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Badudu (1976 : 10) mengatakan bahwa klausa adalah “sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.”
Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. contohnya konstruksi nenek mandi baru dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final, kalau belum maka masih berstatus klausa.Tempat klausa adalah di dalam kalimat.

Berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1)      Klausa bebas
Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subyek dan predikat, dan karena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
2)      Klausa terikat
Klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap.

Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya, klausa dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu :
1)      Klausa verbal, yaitu kalusa yang predikatnya berupa kata atau frase verbal.
Contohnya : Saya (S) sudah mandi (P)
2)      Klausa nominal, yaitu klausa yang predikatnya berupa frase nomina.
Contohnya : Dia (S) guru bahasa Indonesia (P)
3)      Klausa ajektival, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase ajektiva. Contohnya : Orang itu (S) marah besar (P)
4)      Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase berkategori adverbial(menerangkan kata kerja).
Contoh : Anak itu (S) bandelnya teramat sangat (P)
5)      Klausa preposisional, yaitu klausa yang predikatnya berupa frase berkategori preposisional.
Contohnya : Nenek (S) di kamar (P)
6)      Klausa numeral, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numerila. Contohnya : Anaknya (S) dua belas orang (P)


D.      KALIMAT
1.      Pengertian Kalimat
Beberapa pengertian kalimat adalah sebagai berikut :
a.       Satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik (Sintaksis. Prof. Drs. M. Ramlan);
b.      Bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. (Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf);
c.       Satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Hasan Alwi dkk, ed. Ketiga).
d.      Arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final (blogbelajar-pintar.blogspot.com).
e.       Susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.(id.m.wikibooks.org/wiki/Subyek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kalimat)
Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.

2.      Unsur – unsur kalimat
Kalimat mempunyai 4 unsur, yaitu sebagai berikut :
a.       Bentuk (unsur-unsur segmental) yaitu kata, frase, klausa, wacana.
b.      Intonasi (unsur suprasegmental) Intonasi final yang memberi ciri kalimat ada tiga buah, yaitu intonasi deklaratif (.) intonasi interogratif (?) dan intonasi seru (!)
c.       Situasi yang menimbulkan ujaran tersebut. Hal ini mempengaruhi pilihan kata dan intonasi yang digunakan oleh penutur.
d.      Makna atau arti yang didukungnya.

3.      Macam – macam kalimat
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal, antara lain :
a.      Berdasarkan sebuah inti yang membentuk sebuah kalimat
1)      Kalimat minor, yaitu kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti pusat.
Contohnya : Diam !, Mustahil !, Mahal amat !
2)      Kalimat mayor, yaitu kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contohnya : Upaya ke arah perdamaian kerap sulit diwujudkan. Inti kalimatnay upaya perdamaian dan sulit.
b.      Berdasarkan jumlah kontur (perhentian dalam intonasi ucapan kalimat)
1)      Kalimat minim, yaitu kalimat yang mengandung satu unsur kontur (bagian dari arus ujaran yang diapit dua kesenyapan = /.../)
Contohnya : /Damai?/, /Mustahil?, /Mana mungkin/.
2)      Kalimat panjang, yaitu kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur kontur.
Contohnya : /Upaya ke arah perdamaian/ kerap sulit diwujudkan./
c.       Berdasarkan jumlah inti dan urutan Subyek dan Predikat
1)      Kalimat inti, yaitu kalimat yang terdiri dari dua kata dan keduanya merupakan inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subyek dan diakhiri predikat dan intonasinya netral (bukan perintah atau pertanyaan).
Contohnya : Mariska pergi; Pikirannya jenuh.
2)      Kalimat luas, yaitu kalimat yang tediri lebih dari dua kata atau inti. Sedangkan urutan fingsi unsur-unsurnya diawali subyek dan diakhiri predikat.
Contohnya : Mariska tidak akan pergi; Pikirannya sangat jenuh.
3)      Kalimat transformatif, yaitu kalimat yang sudah mengalami perubahan baik jumlah kata atau inti maupun urutan subyek dan predikatnya.
Contohnya : Pergi Mariska; Jenuh pikirannya.
d.      Berdasarkan jumlah pola kalimat (jumlah unsur Subyek dan Predikatnya)
1)      Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat.
Contohnya : Pak tani (S) memberantas (P) hama padi (O).
2)      Kalimat majemuk, yaitu kalimat yang terdiri lebih dari satu pola kalimat. Ada 2 jenis kalimat majemuk, yaitu :
a)      Kalimat majemuk bertingkat, yaitu kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas, shingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.katahubung yang digunakan : sebelum, sesudah, agar, supaya, akibat, sebab, jika, kalau, walaupun, bahwa.
Contohnya : Pak tani (S) memberantas (P) hama padi (O) sebelum tanaman padi (S) banyak yang rusak (P).
b)      Kalimat majemuk setara, yaitu kalimat majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa kalimat tunggal. Kalimat tunggal tersebut bukan merupakan perluasan dari salah satu fungsi kalimat lainnya. Masing-masing kalimat mempunyai kedudukan yang sama. Kata hubung yang digunakan : misalnya, dan, tetapi, melainkan, sedangkan, atau, padahal, lalu.
Contohnya :Ibu (S) tersenyum (P) dan ayah (S) tertawa (P)
e.       Berdasarkan jenis dan bentuk kata kerja serta Subyek dan Predikatnya
1)      Kalimat aktif, yaitu kalimat yang mana Subyek melakukan pekerjaan dan Obyek sasaran dari subyek, sedangkan Predikatnya berawalan men-.
Contohnya : Saya menulis surat. Ibu sedang memasak ikan.
2)      Kalimat pasif, yaitu kalimat yang mana Subyek menjadi tujuan Obyek dan Obyeknya melakukan pekerjaan, sedangkan Predikatnya berawalan di-, ter-, atau tanpa berawalan.
Contohnya : Surat ditulis saya. Ikan sedang dimasak ibu.

4.      Pola kalimat dasar
a.       Ciri-ciri kalimat dasar :
-      Terdiri atas kalimat tunggal
-      Unsur-unsurnya lengkap
-      Urutan unsur-unsurnya umum
-      Tidak mengandung pertanyaan dan pengingkaran.
Dalam kalimat dasar semua unsur minimal harus ada. Artinya apabila tidak lengkap maka kalimat tersebut belum selesai, apabila kelebihan unsur maka kalimat itu sudah merupakan kalimat luas dan bukan kaliamt dasar lagi.
b.      Tipe pola kalimat dasar
1)
S - P
:
Dia marah.
2)
S – P - O
:
Dokter memeriksa pasiennya.
3)
S – P - Pel
:
Dia menjadi polisi.
4)
S – P - K
:
Mereka merantau ke Jakarta.
5)
S – P – O - Pel
:
Murid mengambilkan gurunya kapur.
6)
S – P – O - Ket
:
Ibu membeli gula di toko.

E.       PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa (yaitu kemampuan mengorganisasi pemikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis. Kemampuan setiap siswa tergantung pada frekuensi dan kualitas materi yang didengar, berbicara dan menulis yang dilakukannya. Untuk itu perlu diupayakan agar siswa memperoleh pengalaman yang berbobot dalam bidang bahasa.
Pembelajaran bahasa baik dilakukan sejak anak masih duduk di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran berbahasa di kelas rendah bisa dimulai dari kalimat-kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, dan kalimat tunggal. Sedangkan di kelas tinggi mulai mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai anak dapat merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana.
Dalam pembelajaran di SD siswa tidak diharuskan untuk menghafal sitilah-istilah namun yang terpenting siswa berlatih menghsilkan berbagai macam kalimat dalam konteks (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari).
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu : Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis, dan lebih lanjut lagi siswa diharapkan mampu dalam Pemahaman Penggunaan danApresiasi sastra.




III.        PENUTUP

Dari pembahasan di atas kami mengambil kesipulan sebagai berikut :

Sintaksis bahasa adalah ilmu yang membahas seluk beluk kata, frase, klausa, dan kalimatBerikut adalah penjelasan singkatnya :
-       Kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis.
-       Frase merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif atau tidak produktif lagi.
-       Klausa adalah kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat.
-       Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap dan diakhiri dengan intonasi. Sebuah kalimat harus mengandung 4 unsur, yaitu bentuk, intonasi,situasi,dan makna.

Pembelajaran bahasa indonesia untuk siswa SD tidak mengharuskan untuk menghafal istilah-istilah kebahasaan. Tapi siswa siswa dilatih untuk menghsilkan berbagai macam kalimat yang berkaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu : Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis, dan lebih lanjut lagi siswa diharapkan mampu dalam Pemahaman Penggunaan danApresiasi sastra.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Tentunya materi dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran yang membangun sangat kami harapkan.

Daftar Pustaka
Puji Santosa. dkk (2011) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Chaer. Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Keraf, Gorys. (1991) Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda