Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday 25 May 2014

RINCIAN MATERI KESASTRAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD) diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna.

Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan  pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Didalam makalah ini akan dirinci materi-materi sastra pada pembelajaran sastra di Sekolah Dasar.

Perumusan Masalah
Apa pengertian kesastraan?
Apa saja materi sastra yang diajarkan pada siswa di Sekolah Dasar?

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kesusastraan
Secara etimologi, istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra.
Su berarti ‘bagus’ atau ‘indah’
Sastra berarti ‘buku’ atau ‘huruf’
Dengan demikian, susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah. Kesusastraan (Kosasih, 2012:1) kemudian diartikan sebagai tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah.
Berdasarkan definisi tersebut, dirumuskan ciri-ciri kesusastraan sebagai berikut (Kosasih, 2012:1).
Bahasanya terpelihara baik.
Isinya menggambarkan kebenaran dalam kehidupan manusia.
Cara menyajikannya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya. Karya sastra berarti karya yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan bahasa yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan caranya yang khas.

Jenis-jenis Sastra
Puisi
Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna (Kosasih, 2012:97). Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kaya makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa

Unsur-Unsur Puisi
Menurut Waluyo (dalam Kosasih, 2012:97) unsure-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam yaitu:
Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.
Diksi (Pemilihan Kata)
Pengimajinasian
Kata Konkrit
Bahasa Figuratif (Majas)
Rima/ Ritma
Tata Wajah (Tipografi)
Unsur Batin
Ada empat unsur batin puisi yaitu tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
Tema (sense)
Perasaan penyair (feeling)
Nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone)
Amanat (intention).
Jenis-Jenis Puisi
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi gagasan yang hendak disampaikan, puisi terbagi ke dalam jenis-jenis berikut.
Puisi Naratif
Puisi Lirik
Puisi Deskriptif
Puisi Kontemporer
Berdasarkan periode perkembangannya, puisi Indonesia dikelompokkan ke dalam puisi lama dan puisi baru.
Puisi Lama
Puisi lama terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun pola rimanya.
Pantun
Syair
Gurindam
Puisi Baru
Prosa
Prosa (Kosasih, 2012:3) adalah bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa yang bebas dan panjang dengan penyampaian secara naratif (bercerita). Definisi lain menyebutkan bahwa prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi  seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut isinya prosa dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Prosa Fiksi
2. Prosa Non Fiksi

Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Prosa fiksi / prosa baru berbentuk  :
Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas tetapi tidak berkembang atau tidak mengakibatkan perubahan nasib pelaku utama. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.
Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.
Dongeng  adalah cerita rekaan yang sama dengan novel atau cerpen. Dongeng adalah cerita yang dikisahkan tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau tak mungkin terjadi.
Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang.
Esai
Esai adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan  pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film dll. Esai bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
Resensi
Resensi/timbangan buku adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film,drama,dll.) atau membahas dan memberikan penilaian terhadap buku yang baru terbit. Isi resensi bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll., sering juga disertai penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
Prosa Liris
Prosa liris merupakan sastra berbentuk puisi yang isinya berupa cerita (Kosasih, 2012:4). Prosa liris dapat pula diartikan sebagai prosa yang dipuisikan. Dalam pengertian lain menyebutkan bahwa prosa liris merupakan bentuk karya sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif yang disajikan seperti bentuk puisi, namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa. Ciri-ciri prosa liris dapat dijabarkan sebagai berikut.
Terdiri dari baris-baris seperti pada puisi.
Tidak terikat oleh baris, bait serta rima dan irama.
Dipengaruhi oleh siapa pengarangnya.
Isinya mengambil bahan dari kehidupan sehari-hari.
Prosa liris adalah salah satu bentuk  karya sastra dalam ragam prosa yang ditulis dan diungkapkan dengan menggunakan unsur-unsur puisi. Meskipun bahasanya berirama, dan pencitraannya seperti puisi, tetapi ikatan antarkata dalam sebuah kalimat, atau hubungan antarkalimat dalam sebuah paragraf (secara sintaksis) lebih  mendekati bentuk prosa.
Dalam kesusastraan barat  penulis belum menemukan istilah prosa lirik, yang ada adalah istilah puisi lirik (poesie lyrique). Tetapi gaya penulisan puisi lirik tersebut sama dengan yang kita sebut sebagai prosa lirik, sebagai mana pengertian di atas. Dikatakan liris, karena puisi tersebut merupakan gairah penyair yang meluap-luap, dan sangat emosial dalam mengekspresikan perasaan pribadinya, seperti pada Nyanyian Roland, Tristan dan Isue yang sering dinyanyikan para troubadur untuk menghibur raja-raja di dalam istana.
Dalam sebuah kata pengartar buku Esai dan Prosa karya Amir Hamzah, Sutan Takdir Alisyahbana sangat tertarik dengan karya-karya  prosa lirik yang ditulis pengarangnya, di antaranya:
BERSELISIH
Karya Amir Hamzah
Berselisih kami, ia dua berjalan, aku  seperti selamanya seorang diri. Adiknya yang dipimpinnya itu menoleh-noleh ke belakang, matanya berkilat-kilat melihat segala berwarna warni, putar-rimutar, kelap-kumilap di  tepi jalan itu.
Ya, panjang-jinjing, lembut-lemah, kudungnya, tertudung-singkap, diusap-usap angin, ditolak-tolakkan anak rambutnya.
Berhenti ia, payung bertulis, dihujam agak tipis, dipanas agak kecil, dilihat, dipulung-pulungnya, ditawarnya, kemahalan ...
Terhenti aku, kakiku enggan terus, di hadapanku berdiri perempuan tua, sanggulnya merangkum kuntum, layu belum, kembang tak jadi.  Bertanya beliau. Menoleh ia ke belakang, kulihat matanya seketika, rasaku bercermin pada air yang jernih, dangkal entahkan dalam, kelopak matanya yang segan terbuka, enggan bertemu itu, melayap-hinggap semangatku serasa bermimpi, mendaduhkan hatiku yang rusuh-resah ini...
Di manakah aku telah melihatnya? Kutandai muka dan rupa, bangun dan anggunnya, kukenal seluk-bentuk tubir bibirnya ...
Aduh hatiku, terasa ada, terkatakan tidak. 

Drama
Pengertian Drama
Menurut Kosasih (2012:4) drama merupakan bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa bebas dan panjang serta dilukiskan dengan menggunakan dialog atau monolog.
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktoratau lakon.
Jenis-jenis Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis drama berdasarkan kandungan cerita :
Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Lelucon/Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
Operet
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Drama
Drama merupakan prosa moden yang dihasilkan sebagai naskhah untuk dibaca dan dipentaskan.
Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
Drama terdiri daripada dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan.
Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya
Manfaat Drama
Memupuk kerja sama yang baik dalam pergaulan sosial.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melahirkan daya kreasi masing-masing.
Mengembangkan emosi yang sehat pada anak-anak.
Menghilangkan sifat malu, gugup, dan lain-lain.
Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik.
Menghargai pendapat dan pikiran orang lain.
Dapat membantu sisiwa dalam pemahaman dan penggunaan bahasa (untuk berkomunikasi).
Melatih keterampilan membaca (bentuk teks).
Melatih keterampilan menyimak (bentuk pementasan).
Melatih keterampilan menulis (resensi naskah drama, resensi pementasan drama)


Rincian Materi
PUISI
KELAS I
Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas


ayo kawan
ke kebun binatang
melihat monyet singa
dan zebra
juga gajah kijang dan rusa
kita gembira sambil belajar
alangkah kaya alam kita

karya fajar dinda mutiara

KELAS II
Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca

sampah
sampah bertebaran di mana mana
cih alangkah banyaknya
di pasar
di jalan
di selokan
cih alangkah menjijikkannya
bau busuk menusuk nusuk
menyebar ke mana mana
cih alangkah tidak sedapnya
ayo kawan jagalah kebersihan
jangan kau buang sampah sembarangan
itu tanda orang beriman
karya fajar mutiara

KELAS III
Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar





KELAS IV
Pantun
















KELAS V
Puisi



Perhatikan contoh penggunaan tanda jeda berikut.
Keterangan:
/  =  bacaan berhenti sebentar
//  = bacaan berhenti agak lama
/   = bacaan berhenti












KELAS VI

Parafrase Puisi


Puisi tersebut dapat diubah menjadi cerita sebagai berikut.



PROSA
KELAS I





















KELAS II




Ada seekor harimau.
Harimau itu tinggal di hutan.
Harimau itu besar dan garang.
Semua binatang takut padanya.
Harimau itu selalu mengaum.
Semua binatang yang melihat bersembunyi.
Binatang yang tidak bersembunyi dimakannya.

Pada suatu hari, datang seekor kancil.
Tiba-tiba terdengar ranting patah.
Kancil segera menoleh.
Ia melihat harimau menghampirinya.
Ia tahu harimau berniat memakannya.
Harimau mengaum.
Suaranya yang kuat sangat menakutkan.
Namun, kancil tidak melarikan diri.
“Aku akan makan kamu, kancil!”
Kata harimau dengan garangnya.
“Hei, nanti dulu!”
“Jangan makan aku”
“Nanti kamu akan celaka”
“Kamu akan dimakan binatang besar,” kata kancil.
“Siapa yang berani denganku?” tanya harimau.
“Tadi aku berjumpa seekor harimau”
“Dia lebih besar dari kamu”
“Dialah binatang yang paling kuat” kata kancil.
Harimau sangat marah.
Ia mengaum sekeras-kerasnya.
“Tunjukkan di mana harimau itu.
Aku akan kalahkan dia!” kata harimau.
Kancil pun lalu menunjukkannya.
Ia meninggalkan tempat itu.

Harimau mengikutinya.
Kancil terus berjalan.
Kemudian sampai di sebuah kolam.
Kancil memandang ke dalam air.
“Tadi aku melihatnya di sini’
“Coba, kamu tengok” kata kancil.
Harimau menengok ke dalam kolam.
Bayangannya muncul di permukaan air.
Harimau mengaum dengan garang.
Ia membuka mulutnya lebar-lebar.
Harimau dalam kolam juga membuka mulutnya.
“Kalau kau berani, kalahkan dia,” kata kancil.
Harimau terjun ke dalam kolam.
Bayang-bayangnya pun hilang.
Barulah ia sadar dirinya ditipu.

Harimau tidak bisa berenang.
Akhirnya, ia mati tenggelam.
Kancil selamat dari terkaman harimau.

Sumber: www.moe.edu.
dengan pengubahan seperlunya.



KELAS III





Coba kamu baca dongeng berikut ini dengan seksama.
Air Mata Emas

Konon, ada sebuah sumur ajaib. Letaknya di tengah hutan. Bila
kita menginginkan sesuatu, kita tinggal melempar sekeping uang emas
ke dalamnya sambil mengucapkan keinginan kita, niscaya permintaan
kita akan terkabul. Namun, tidak semua orang percaya hal tersebut. Sudah
ada yang membuktikan. Hasilnya nihil.
Namun, bagi Rina hal tersebut mungkin saja. Sebab keajaiban bisa
terjadi. Maka dia berangan-angan, ”Kalau aku punya uang emas, aku
akan minta rumah yang bagus,” gumam Rina.
Untuk mendapatkan uang emas, Rina bekerja sebagai pelayan di rumah
seorang bangsawan. Akhirnya, majikannya memberi sekeping uang emas
padanya. Dengan gembira, ia menerimanya dan segera pergi ke sumur ajaib.
Di tengah perjalanan, Rina bertemu dengan pedagang keliling, ”Mau
pergi ke mana, anak manis?” tanya orang itu.
”Saya mau melempar uang emas ini ke sumur ajaib,” jawabnya.
”Mengapa kau menyia-nyiakan uangmu? Di sana uangmu takkan
jadi apa-apa, lebih baik kau belikan sisir.” Bujuk penjual sisir itu. Rina lalu membeli sisir itu. Ia melanjutkan perjalanannya dan bertemu
lagi dengan orang laki-laki yang sedang menjual pipa.
”Kau akan pergi ke mana,
anak manis?” tanya orang itu.
”Saya akan melempar
uang emas ke sumur ajaib,
Pak.”Jawab Rina.
Orang itu menawarkan
pipanya yang terukir indah
kepada Rina. Rina langsung
membelinya. Orang yang ketiga
yang dijumpainya adalah
seorang wanita miskin dengan
tiga anaknya yang kurus-kurus.
Kali ini tanpa berpikir panjang
lagi, Rina memberikan uangnya
pada wanita itu.
”Ya, sudahlah, uangku
habis. Tak apalah, tapi aku sudah
terlanjur ke sini. Setidak-tidaknya
aku dapat melihat sumur itu,"
pikir Rina.
Setibanya di sumur ajaib, ia menatap ke dalam sumur. Tidak terlihat
apa-apa. Hanya gelap. Saat itu Rina teringat akan semua keinginannya.
Tanpa disadarinya ia meneteskan air mata. Tanpa dia tahu, air matanya
berubah berkilau sebening emas. Tanpa sadar Rina membisikkan
keinginannya untuk mendapatkan rumah indah dan uang untuk bekal
hidupnya. Setelah itu ia bergegas pulang.
Sesampai di rumah, alangkah terkejutnya Rina. Di rumahnya yang
sangat sederhana itu, kini telah berdiri sebuah rumah yang besar dan
sangat indah. Di depan rumah, keluarganya telah menantikan
kedatangannya. Mereka pun berpelukan. Tapi Rina tak pernah tahu,
mengapa permintaannya terkabul. Itu semua karena Rina berhati emas,
ya, kan?
Sumber: Bobo Th XXIV Tanggal 15 Agustus 1996


KELAS V












KELAS IV











DRAMA
Kelas III semester 2
Mendengarkan Pembacaan Teks Drama
Bacalah dialog berikut!
Praktikkan di depan kelas bersama temanmu!

Hakim yang Cerdik

Di tepi danau dalam sebuah hutan, tinggal Bapak Sapi, Ibu Sapi, dan Anak Sapi yang masih remaja. Mereka hidup bahagia di sana. Suatu hari, Anak Sapi minta izin untuk berjalan-jalan.
Anak Sapi       :  "Bu, saya mau main ke tepi sungai.”
Ibu Sapi       :  "Boleh saja, tapi hati-hati, ya dan jangan lama-lama."
Ketika Anak Sapi sedang berjalan-jalan, tiba-tiba terdengar teriakan
minta tolong.
Buaya          :  "Tolong, tolong aku, Anak Sapi!"
Anak Sapi                            :  "Ada apa, Pak Buaya? Apa yang terjadi?"
Buaya     : "Tolong aku, Anak Sapi. Sudah dua hari aku tertindih pohon ini. Pohon tumbang saat aku lewat."
Anak Sapi                            :  "Aku rasa, aku tidak bisa menolongmu, Pak Buaya."
Buaya          :  "Mengapa? Kamu pasti dapat mendorong pohon ini."
Anak Sapi       :  "Ya kuat pasti kuat, tapi ......."
Buaya          :  "Tapi, mengapa kamu tidak mau menolong?"
Anak Sapi  : "Aku tidak mau menolongmu karena aku tidak percaya padamu."
Buaya          : "Jangan khawatir, aku tidak akan melukaimu."
Anak Sapi       :  "Tidak! Aku tidak percaya padamu!"
Buaya          :  "Anak Sapi yang baik, tidakkah kamu kasihan padaku?
Sudah dua hari aku tertindih. Aku tidak bisa makan, minum. Aku merasa sesak."
Anak Sapi merasa kasihan dan menolong Bapak Buaya. Ia mendorong pohon yang menimpa Bapak Buaya dengan sekuat tenaga. Begitu lepas dari pohon itu, Bapak Buaya langsung meloncat ke punggung Anak Sapi dan menggingit punggungnya.
Anak Sapi :  "Hai, Pak Buaya! Mengapa kamu menerkam aku? Kamu sudah berjanji tidak akan melukaiku! Ini tidak adil!"
Buaya  :  "Ha ha ha ... di sini berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat, dia akan menang. Aku akan memakanmu."
Anak Sapi :  "Oh, tunggu dulu. Aku akan minta pendapat teman yang lain."
Di tepi danau, tampak Bibi Bebek Tua berenang. Anak Sapi dan
Bapak Buaya memanggil Bibi Bebek Tua dan meminta pendapatnya. Bibi Bebek Tua  : "Menurut pendapat saya, Buaya benar. Manusia pun
kejam. Ketika aku masih muda, aku dipelihara. Aku
memberi telur pada mereka, tetapi aku tetap akan disembelih. Untung aku dapat melarikan diri. Jadi, tidak apa-apa. Buaya boleh saja memakan Anak Sapi.
Kebetulan, Kancil lewat di depan Bapak Buaya dan Anak Sapi saat itu. Bapak Buaya yang meminta pendapat Kancil. Ia yakin, Kancil akan membelanya.
Kancil  :  "Aku harus tahu bagaimana awal peristiwanya. Aku minta, ulangi kejadian yang kalian alami."
Buaya      :  "Baiklah, aku tidak keberatan."
Bapak Buaya kembali ke pohon. Anak Sapi mengembalikan pohon ke atas tubuh Bapak Buaya.
Kancil      :  "Apakah benar seperti itu?"
Buaya      :  "Benar, kejadiannya seperti itu.”
Kancil mendekati Anak Sapi dan berbisik.
Kancil      :  "Ayo, kita tinggalkan tempat ini!”
Anak Sapi segera mengikuti Kancil dan lari meninggalkan Bapak
Buaya. Ia tidak menghiraukan teriakan Bapak Buaya.


Siapa saja tokoh dalam kisah “Hakim yang Cerdik”?
2.   Siapa yang meminta tolong?
3.   Apa yang dilakukan buaya setelah ditolong sapi?
4.   Bagaimana pendapat bebek tua?
5.   Apa hikmah dari kisah “Hakim yang Cerdik”?


Kelas V  Semester 1
B.  Memerankan Drama Pendek

Melalui kegiatan ini, diharapkan kamu dapat:
Memerankan tokoh drama pendek yang sesuai dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
Mencari  contoh naskah drama dan memerankannya.

Bacalah naskah drama pendek di bawah ini, kemudian peragakan di depan kelas!

Telur Asin

Edo, Rina, Adi, dan Tomi sedang bergurau di kantin. Mereka membicarakan rencana kegiatan liburan semester yang akan datang.
Edo    :  "Rin, apa rencanamu untuk liburan nanti?"
Rina   :  "Belum punya. Kamu bagaimana?"
Adi     :  "Bagaimana kalau kita rekreasi?"
Edo    :  "Rekreasi? Jangan,... rekreasi itu membutuhkan banyak biaya!"
Adi     :  "Tidak. Ini rekreasi murah, cukup dengan jalan kaki."
Rina   :  "Ya, itu cocok untuk kita, sambil mengenal alam."
Tomi   :  "Apa tidak melelahkan?"
Rina   :  "Kita jalan santai saja."
Tomi   :  "Tidak. Aku tidak ikut."
Edo    :  "Tidak ikut, ya sudah. Tapi, kamu akan menyesal, kalau tidak ikut."
Rina   :  "Jalan santai bersama itu menyenangkan, Tom."
Adi     :  "Apa yang harus kita bawa?"
Edo    :  "Tentu saja pakaian dan makanan."
Tomi   :  "Jadi, kita memasak?"
Adi     :  "Ya, tapi kita membawa lauk dari rumah saja."
Edo    :  "Lauk apa yang dibawa?"
Adi     :  "Bagaimana kalau daging?"
Edo    :  "Daging tidak awet. Kita harus membawa lauk yang tahan lama."
Tomi   :  "Lalu apa yang dibawa?"
Rina   :  "Telur asin saja."
Tomi   :  "Apa telur asin tidak mudah busuk?"
Rina   :  "Kalau telur biasa, mudah busuk, tetapi setelah diasinkan akan awet."
 Edo   :  "Kamu bisa membuatnya, Rin?"
Rina   :  "Itu mudah."
Adi     :  "Bagaimana caranya?"
Rina   :  "Telur kita bungkus dengan serbuk batu bata."
Tomi   :  "Garami dahulu serbuk bata itu!"
Rina   :  "Kamu juga tahu, Tomi!"
Tomi   :  "Ibuku pernah membuatnya."
            Rina    :  "Setelah dibungkus, telur disimpan selama kurang lebih satu minggu."
Edo    :  "Ya, bagus. Selain digunakan sebagai lauk, telur asin juga dapat digunakan sebagai kudapan."
Dikutip dari: Bahasa Indonesia Bahasaku,
halaman 57 dengan pengubahan
Latihan
Tandailah teks tokoh drama yang akan kamu perankan. Hafalkan teks sesuai dengan peran masing-masing, kemudian peragakan di depan kelas!
Carilah naskah drama pendek di majalah atau surat kabar kemudian perankan di depan kelas!



Kelas VI Semester 2
Mendengarkan naskah drama
Dengarkan naskah drama yang akan dibacakan
Candi Roro Jonggrang
Bandung Bondowoso   :     (Seorang yang gagah perkasa, muda, dan sakti mandraguna)."Wahai Roro Jonggrang yang cantik rupawan, sudikah dirimu menjadi istriku?"
Roro Jonggrang             :     (Dengan   wajah   penuh   kebencian,   dia
memandang Bandung Bondowoso). "Tidak, aku tidak akan pernah sudi menjadi istri seorang pembunuh sepertimu. Apalagi kau telah begitu tega membunuh ayahku".
Bandung Bondowoso   :     (Berjalan mendekat Roro Jonggrang). "Jangan begitu, aku melakukannya karena terpaksa. Keadaan yang membuatku harus bertindak seperti itu".
Roro Jonggrang             :     (Berjalan menjauhi Bandung Bondowoso)  Sudah, pergilah! Kumohon".
Bandung Bondowoso   :     "Aku tidak akan pergi, sebelum kau menerima pinanganku   ini, kumohon".
Roro Jonggrang             :     (Kelihatan sedang berpikir) "Baiklah, tapi ada syaratnya".
Bandung Bondowoso   :     "Apakah   itu?   Sebutkan   saja,   apa   pun permintaanmu pasti akan aku penuhi".
Roro Jonggrang             :     "Aku ingin mas kawin berupa seribu candi yang kau buat sendiri dalam waktu semalam saja".
Bandung Bondowoso   :     "Ha ... ha ... ha .... Gampang    sekali,    apakah    hanya    itu persyaratanmu".
Roro Jonggrang             :     "Iya, hanya itu. Aku ingin esok sebelum ayam jago pertama berkokok candi-candi itu harus sudah lengkap semua.
Bandung Bondowoso   :     Baiklah. Aku jamin candi-candi itu sudah selesai sebelum ayam jago berkokok. Kalau begitu aku pergi dulu”. (Dengan sikap percaya diri Bandung Bondowoso pergi meninggalkan Roro Jonggrang untuk menuju ke hutan).
Bandung Bondowoso   :     "Baguslah kalau begitu". (Wajahnya kelihatan puas sekali).
Bandung Bondowoso   :     (Di   dalam   hutan   dengan   kesaktiannya Bandung Bondowoso memanggil Raja Bangsa Jin). "Hai pengikutku Raja Bangsa Jin, keluarlah!"
Raja Bangsa Jin               :     (Tiba-tiba   muncul   di   depan   Bandung Bondowoso). "Sendiko dawuh Tuanku, ada yang dapat saya bantu?"
Bandung Bondowoso   :     "Aku   ingin   kamu   dan   anak   buahmu membuatkanku seribu candi dalam waktu satu malam".
Raja Bangsa Jin               :     "Baiklah Tuan, tapi bolehkah saya tahu untuk apa candi sebanyak itu?"
Bandung Bondowoso   :     Candi-candi itu akan aku persembahkan kepada Roro Jonggrang sebagai mas kawin yang dia syaratkan padaku".
Raja Bangsa Jin               :     "Oh    begitu,     ya  Tuan.  Baiklah  saya laksanakan perintah Tuanku (Dengan seketika di hutan bermunculan beratus-ratus pasukan bangsa jin dan mereka langsung bekerja di bawah komando Raja Bangsa Jin).
Bandung Bondowoso   :     (Berjalan-jalan         sambil         mengawasi pembangunan candi-candi tersebut). "Bagaimana Raja Jin, apakah semuaya lancar?"
Raja Bangsa Jin              :     "Beres Tuanku, semua pasti selesai pada waktunya".

Adegan III
Roro Jonggrang             :     (Dengan wajah ketakutan karena melihat pembuatan candi-candi sudah hampir selesai padahal hari masih malam). "Wahai para gadis-gadis desa, bangunlah!
Para gadis desa              :     "Ada apa Tuan Putri?"
Roro Jonggrang             :     "Tolong bantulah aku menumbuk lesung padi untuk membangunkan ayam-ayam jago yang ada di desa ini".
Para gadis desa              :     "Baiklah, Tuan Putri". (Bersama-sama mereka menumbuk lesung padi tersebut. Mendengar suara itu, ayam jago mulai bangun dan berkokok).
Raja Bangsa Jin              :     (Wajah panik mendengar suara kokok ayam) "Suara apa ini? Ayam jago? Apakah matahari sudah terbit? Tidak!"
Bandung Bondowoso   :   (Bingung melihat kegaduhan yang ditimbulkan pasukan jin) "Ada apa ini?"
Raja Bangsa Jin              :     "Maaf Tuanku, kami harus pergi, kami tidak dapat menyelesaikan candi yang terakhir, karena matahari telah terbit". (Kemudian langsung menghilang)
Bandung Bondowoso   :     Tunggu…, sialan! Aku telah ditipu oleh Roro Jonggrang. Wahai Roro Jonggrag keluarlah!" (Wajahnya penuh dengan kemarahan)
Roro Jonggrang             :     (Keluar dari dalam rumah dengan tersenyum) "Ada apa Bandung Bondowoso? Apakah candi-candi itu sudah jadi?"
Bandung Bondowoso   :     "Tidak usah basa-basi, aku sudah tahu semua tipu dayamu. Kukutuk kau menjadi candi yang ke-1000 ha ... ha ... ha ... "(seketika Roro Jonggrang berubah menjadi candi)
  
Setelah mendengar naskah drama yang dibacakan, tentunya kalian telah memahami isi teks drama tersebut.
Coba kalian ceritakan kembali secara singkat naskah drama tersebut dengan bahasa kalian sendiri di depan kelas. Sehingga, dapat didengarkan oleh teman- teman yang lain.

Latihan soal!
Apa judul drama di depan?
Dari mana cerita rakyat dalam bacaan tersebut berasal?
Siapa tokoh utama dalam drama tersebut?
Jelaskan watak masing-masing tokohnya?
Bagaimana akhir cerita tersebut?

Membaca dan Memerankan Naskah Drama
Bacalah naskah drama berikut ini! Kemudian pentaskanlah! Buatlah kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari tiga anak! Bermainlah dengan penuh penghayatan, serta ekspresikan dengan gerak-gerik dam mimik yang sesuai!
Judul          :   Rencana yang Gagal
Pemain       :   Roni
Dandi
Bu Desi
Waktu        :   Pagi dan siang hari
Tempat      :   Halaman rumah Bu Desi dan halaman sekolah
Adegan I

Pagi itu Roni dan Dandi berangkat ke sekolah bersama-sama. Sesampainya di depan rumah Bu Desi, mereka berhenti. Mereka memperhatikan pohon mangga yang berbuah ranum milik Bu Desi
Roni        :     "Mangga itu pasti manis sekali".
Dandi     :     "Ya, pasti segar sekali".
Roni        :     "Bagaimana kalau kita ambil beberapa?"
Dandi     :     "Tidak!   Lihatlah di sini terlalu banyak orang. Gimana kalo nanti malam saja?"
Roni        :     "Benar juga idemu. Okelah Bos kalo gitu ha ... ha ... ha .... Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke sekolah.
Adegan II
Pada waktu istirahat, Roni dan Dandi terlihat mengobrol di bangku
taman sekolah.
Roni        :     "Gimana nanti malam, Bos?"
Dandi     :     (nampak bingung) "Nanti malam apanya?"
Roni        :     "Ayolah, tidak usah berpura-pura begitu".
Dandi     :     "Benar, aku benar-benar tidak ingat".
Roni        :     "Itu lho yang tadi pagi".
Dandi     :     "(kaget) "Ya ampun, aku lupa. Apakah kamu serius mau mencuri mangga Bu Desi?"
Roni        :     "Ya iyalah, gimana sih! Kenapa, kamu takut?"
Dandi     :     "Ku kira tadi pagi itu kamu cuma bercanda. Gimana ya?"
Roni        :     "Dasar kamu penakut! Masa begitu saja tidak berani!"
Dandi     :     "Okelah kalau begitu aku ikut".
Roni       :     "Itu baru temenku ha ... ha ... ha ... ha .... Aku punya rencana, kita menemuinya sehabis pulang mengaji saja. Kita tunggu sampai teman-teman sudah melewati rumah Bu Desi barulah setelah kita beraksi, gimana?"
Dandi     :     "Terserah kamu saja, Ron. Aku ikut saja".
Roni        :     "Beres kalau begitu”.
Tiba-tiba datang Bu Desi menghampiri mereka
Dandi     :     (kaget dan takut) "Tidak Bu, saya tidak mencuri".
Roni        :     (melotot ke arah Dandi) "Hus! Diam!"
Bu Desi  :     (tersenyum) "Ada apa Dandi? Kamu kelihatannya takut sekali melihat saya".
Dandi     :     "Tidak Bu, maafkan saya".
Bu Desi  :     "Dandi, Budi, Ibu sudah tahu semuanya".
Roni        :     (Tampak kaget) "Ibu sudah tahu? Dari mana?
Bu Desi  :     "Ibu tadi mendengar semua pembicaraan kalian".
Dandi     :     (ketakutan) "Maafkan kami, Bu".
Bu Desi :     Iya, tapi lain kali kalian tidak boleh seperti itu lagi. Kalau memang kalian menginginkan sesuatu. Mintalah secara baik-baik".
Roni dan Dandi :     (serempak menjawab) "Baik Bu, maafkan kami".
Bu Desi  :     "Oh ya, nanti sepulang sekolah kalian mampirlah ke rumah Ibu. Ibu akan memberi kalian mangga".
Roni        :     (tersenyum dengan malu-malu). "Baik Bu, terima kasih".
Dandi     :     "Iya Bu, terima kasih".
Latihan soal!
Siapa yang membuat rencana?
2 .     Apa yang mereka rencanakan?
3 .     Kapan dan di mana rencana itu akan dilaksanakan?
4 .     Mengapa rencana itu gagal?
5 .     Siapa yang menggagalkan rencana itu?















BAB III
PENUTUP

Simpulan
Karya sastra berarti karya yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan bahasa yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan caranya yang khas.
Materi sastra yang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar berupa puisi, prosa, dan drama.


















\
DAFTAR PUSTAKA

Faisal.2009. Kajian Bahasa Indonesia SD.Jakarta: DIKTI

Ismoyo. 2008. Aku Bangga Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra.Bandung: Yrama Widya

Nuraini, Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk Kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

__________. 2008. Bahasa Indonesia untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Suyatno, Dkk. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia :untuk SD/MI Kelas II Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Warsidi, Edi dan Farikha. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

____________. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas VI Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

http://phierda.wordpress.com/2012/11/03/implementasi-drama-dan-deklamasi-bagi-siswa-sekolah-dasar/ (online) 30 November 2013

http://prosalirik.blogspot.com/2011/05/pengerian-prosa-lirik.html (online) 30 November 2013
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: RINCIAN MATERI KESASTRAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda