Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday 23 May 2014

Contoh Makalah Aliran Aliran Pendidikan


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan problem regenerasi bagi keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.


Pemahaman terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangat penting ketika seorang pendidik hendak menangkap hakikat dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang tengah terjadi. Bagaimanapun juga aliran-aliran pendidikan pada dasarnya merupakan gagasan dari para pemikir yang cukup berpengaruh secara luas pada zamannya, sehingga tidak dapat diabaikan.
Disadari bahwa keterlambatan dalam menangani kekeliruan sekecil apapun didalam praktek pendidikan akan berdampak sangat luas dan dalam tempo yang relatif panjang bagi perkembangan peradaban generasi manusia selanjutnya.

Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai hal itu, maka berikut ini hendak disajikan berbagai aliran klasik dan gerakan-gerakan baru dalam pendidikan.

PEMBAHASAN
Aliran Klasik
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalism, dan konvergensi merupakan benang merah yang menghubungkan pemikiran pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan dating. Aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedangkan sebaliknya, aliran optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat di bentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada diantara kedua kutubtersebut, yang dapat di pandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan.

Aliran Empiris
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Manusia dilahirkan sesungguhnya dalam keadaan kosong bagaikan “tabula rasa” yaitu sebuah meja berlapis lilin yang tidak terdapat tulisan apapun didalamnya. Sehubungan dengan hal itu bahwa pendidikan adalah “maha kuasa” artinya seolah-olah pendidikan memiliki kekuasaan dalam menentukan nasib anak.

Aliran ini dimotori oleh John Locke. Pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaaan yang berupa bakat tidak diakui. Manusia dilahirkan dalam keadaan kosong (a blank sheet of paper), sehingga pendidikan memiliki peran penting yang dapat menentukan keberadaan anak. Aliran ini melihat keberhasilan seseorang hanya dari pengalaman (pendidikan) yang diperolehnya, bukan dari kemampuan dasar yang merupakan pembawaan lahir.

Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

Tokoh aliran ini adalah Arthur Schoupenhauer. Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat. Bakat yang merupakan pembawaan seseorang akan menentukan nasibnya. Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik. Orang yang “berbakat baik” akan tetap baik dan tidak perlu dididik, karena ia tidak mungkin akan terjerumus menjadi tidak baik.

Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau. Aliran naturalisme menyatakan bahwa semua anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat). Pendidikan hanya memiliki kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan hendaknya diserahkan kepada alam. Dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh pendidik.

Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu. Dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai factor yang sangat penting Pendidikan dijadikan sebagai penolong kepada anak untuk mengembangkan potensinya. Yang membatasi hasil pendidikan anak adalah pembawan dan lingkungannya. Aliran ini lebih realitis, sehingga banyak diikuti oleh pakar pendidikan.

Gerakan-gerakan Baru dalam Pendidikan
Pembelajaran alam sekitar
Dalam pendidikan alam sekitar ditanamkan pemahaman, apresiasi, pemanfaatan lingkungan alami dan sumber-sumber pengetahuan di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan peserta didik sehingga peserta didik akan mendapatkan kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata. Menjadi penjelajahan alam, maka peserta didik akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya.

Pengajaran pusat perhatian (Centres D’interet)
Ditemukan oleh Ovide Decroly. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak. Pengajaran ini merupakan gerakan yang telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran Dalam pengajaran ini anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.

Sekolah kerja
Dikembangkan oleh George Kerschenteiner. Menurut dia, bentuk sekolah untuk menjadi warga negara yang baik yaitu mendidik anak agar pekerjaannya tidak merugikan masyarakat dan justru memajukannya. Oleh karena itu sekolah wajib menyiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan. Pekerjaan tersebut hendaknya juga untuk kepentingan negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa depan. Gerakan ini juga meluas sampai ke Indonesia, yang dikenal dengan istilah sekolah kejuruan.

Pengajaran proyek
Dikembangkan oleh W.H. Kilpatrick. Ia menanamkan pengajaran proyek sebagai satu kesatuan tugas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama dengan kawan-kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap duduk di bangku masing-masing, maka pembentukan watak para peserta didik tidak dapat terlaksana. Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta.
a.   Asas dan Tujuan Taman Siswa
Taman Siswa memiliki tujuh asas perjuangan yang dikenal dengan  “Asas 1922”, yakni:
Setia orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum.
Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin dapat memerdekakan diri.
Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Pengajaran harus tersebar luas sampai menjangkau seluruh masyarakat.
Mengejar kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat.
Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala kepentingan pribadi demi kebahagiaan anak-anak.

Dalam perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-Dasar 1947” yang disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain : asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan. Dasar-dasar pendidikan yang disebut Panca Dharma, yaitu:
Kemanusiaan     : Cinta kasih terhada sesama manusia dan semua mahkluk ciptaan Tuhan.
Kodrat hidup : Untuk pemeliharaan dan kemajuan hidup sehingga manusia hidup selamat dan bahagia.
Kebangsaan : Tidak boleh menyombongkan bangsa sendiri, tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum.
Kebudayaan       : Kebudayaan nasional harus tetap dipelihara.
Kemerdekaan/kebebasan : Apabila anak tidak diberikan kemerdekaan maka akan menghambat kemajuannya.
Ki Hadjar Dewantara juga mengajarkan semboyan kepada pendidik yaitu:
* Ing ngarsa sung tuladha : Memberikan teladan kepada peserta didik ketika berada di depan.
*Ing madya mangun karsa : Membangun semangat kepada peserta didik ketika berada di tengah.
* Tut wuri handayani : Mengarahkan peserta didik agar tidak salah bertindak ketika berada di belakang.
Adapun tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa antara lain:
1.Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
2.Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
1.  Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga  tingkat tinggi.
2.Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada hubungannya dengan bidang kegiatan Taman Siswa.
3.  Menumbuhkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
c. Hasil-Hasil yang Dicapai
Taman Siswa telah mencapai berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman.

B.   Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (padang panjang, Sumbar). Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan Sekolah Kerjanya Kershensteiner. Syafei berpendapat bahwa dengan belajar sendiri watak peserta didik akan terbentuk dan di kemudian hari dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang merdeka, tidak hanya dengan jalan menghafal saja di sekolah.

 Asas Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
 Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
a. Berpikir logis dan rasional
b. Keaktifan atau kegiatan
c. Pendidikan masyarakat
d. Memperhatikan pembawaan anak
e. Menentang intelektualisme

Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
 Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

 Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
 Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Makalah Aliran Aliran Pendidikan Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda