Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday 20 June 2014

Contoh Kegiatan PAIKEM di SD



a.      Peran guru
Guru di sekolah dasar, terutama kelas rendah, memiliki peran utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karena pada kelas rendah, peserta didik masih perlu dibimbing secara detail. Dari pengamatan kami ketika kami melaksanakan pengamatan secara langsung, untuk  kelas I  di SD Saraswati 2 Denpasar, dipercayakan 1 wali kelas dan 1 guru pendamping. Mengingat peserta didik usia kelas rendah masih butuh bimbingan lebih. Dalam hal ini ibu Dra. Suwastini telah mampu memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan didampingi oleh guru pendamping, yang mana fungsi dari guru pendamping ini adalah untuk membantu guru / wali kelas dalam mengasuh peserta didik.
Ibu Dra. Suwastini mampu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif. Namun, pada saat kami mengadakan observasi, ibu Dra. Suwastini tidak memperkenalkan kami selaku observer kepada peserta didik. Dan ini memberi kesan bahwa ibu Dra. Suwastini kurang menganggap keberadaan kami selaku observer. Dan ini pula menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik tentang keberadaan kami selaku observer.
Guru kelas memang berperan penting, walaupun tetap menerapkan student center. Hal ini dapat dilihat dari perilaku peserta didik yang sudah tertib membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Penerapan nilai ini sukses diterapkan ibu Dra. Suwastini dengan baik.
Sedangkan untuk kelas tinggi diwakili oleh kelas V dan VI. Di kelas V untuk pendekatan PAKEM guru tidak berperan penuh, guru hanya berfungsi sebagai motivator guru memberi motivasi  pada siswa dalam proses pebelajaran dikelas, guru juga berfungsi sebagai informator, guru selalu memberikan informasi pada siswa mengenai hal-hal yang belum diketahui.
Peran guru kelas VI diperoleh data berdasarkan wawancara dengan siswa dan guru kelas VIA, kami mendapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari peran guru, yaitu :
1)      Peran guru sebagai fasilitator, di kelas ini peran guru sebagai fasilitator sudah terlaksana. Akan tetapi peran tersebut hanya dilaksanakan oleh beberapa guru saja. Belum semua guru telah melaksanakan perannya sebagai seorang fasilitator. Hal ini dikarenakan mereka (Guru) yang masih menganggap pembelajaran lebih efektif jika guru memberikan penjelasana secara langsung.
2)      Peran guru sebagai motivator, kami sangat terkesan dikarenakan peran guru sebagai motivator terlaksana sangat baik. Guru yang selalu memberikan motivasi kepada siswa, hubungan yang begitu dekat dengan siswa membuat siswa nyaman sehingga ketika guru memberikan dukungan kepada siswanya, siswa begitu antusias untuk melaksanakannya. Namun untuk motivasi dalam bentuk reward belum terlaksana.
3)      Peran guru sebagai informator, guru sebagai informator(materti pelajaran) sudah tercapai. Pembelajaran yang menempatkan guru mata pelajaran membuat ilmu yang disampaikan lebih jelas karena guru tersebut berapa pada bidang keahlian masing-masing.
4)      Peran guru sebagai transformator, berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada siswa, penataan lingkungan kelas yang begitu kondusif baik secara lahir maupun batin. Membuktikan bahwa peran seorang guru sebagai transformator telah dilaksanakan dengan baik. Ruang maupun sumber belajar ditata secara baik oleh guru, begitu pula siswa juga mendukung penataan tersebut. Siswa juga memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kondisi kelas. Sebagai contoh, ketika mereka menggunakan media/sumber belajar, mereka akan mengembalikannya sewaktu pelajaran usai.
5)      Peran guru sebagai transmitor, penanaman nilai-nilai kepada siswa begitu baik dan terarah. Siswa pada kelas tersebut begitu ramah dan sopan. Kegiatan pembiasaan yang telah ditentukan oleh sekolah serta ditunjang pelaksaan kegiatan tersebut, menghasilkan sebuah sikap yang khas. Sikap semacam itu menjadi sebuah kebanggan bagi mereka(siswa). Melalui teladan guru, siswa merasa guru mereka sebagai orang yang sangat dihargai.
6)      Peran guru sebagai inovator, sangat disayangkan untuk pembentukan sikap yang begitu baik di kelas tersebut kurang ditunjang dengan peran guru sebagai inovator. Guru sendiri mengakui bahwa mereka kurang mampu membuat inovasi dalam pembelajaran. Guru mengakui bahwa di lingkungan sekolah tengah kota membuat mereka kesulitan untuk mengeksplorasi lingkungan sebagai sumber belajar. Namun ada beberapa kegiatan yang menunjukan bahwa guru tidak memiliki inovasi sama sekali. Terkadang siswa diajak menuju museum atau tempat lain. Hal tersebut ditujukan agar siswa dapat mengambangkan pengetahuan mereka dari kegiatan kunjungan tersebut.
b.      Peran siswa
a)      Keaktifan siswa
Dengan jumlah 23 putra dan 28 putri, maka total dalam kelas 1 B ada 51 peserta didik. Menurut kami, siswa sudah cukup aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dibuktikan dengan keaktifan peserta didik untuk bertanya kepada guru kelas maupun guru pendamping tentang hal yang dirasa kurang dimengerti. Antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari semangat peserta didik saat ibu Dra. Suwastini akan mengadakan tes ulangan singkat. Yaitu tes tertulis yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran berupa 5 soal tentang teori penjaskes.
Untuk peranan siswa di kelas V C itu sendiri  meliputi keaktivan siswa dalam bertanya, menjawab, dan berpendapat serta dalam mengerjakan tugas, siswa melakukan dengan baik terbukti dengan adanya dilakukan tryout untuk setiap mata pelajaran dan siswa dapat memecahkan masalah terlihat dari siswa dapat mengerjakan soal-soal tryout dengan benar. Sementara dikelas V B keaktifan siswa tidak terlihat karena pada saat observasi siswa sibuk sendiri dengan tugas individu yang diberikan oleh guru.tetapi antusiasme siswa pada saat mengerjakan tugas sangat tinggi, mereka tampak bersemangat mengerjakan tugas individu yang diberikan. Disini siswa melakukan kegiatan dan memecahkan masalah dengan mengerjakan tugasnya.
Sedangkan VIA dengan menggunakan teknik wawancara di kelas dapat disimpulkan bahwa, siswa kelas VIA memiliki keaktifan yang cukup bagus. Siswa begitu kritis, banyak pertanyaan yang muncul dari mereka, kemudian pula kemampuan mereka dalam menjawab dan memaparkan pendapat mereka. Mereka tidak takut salah dengan pendapat mereka maupun jawaban mereka, karena mereka memahami bahwa belajar tidak hanya dari sesuatu yang bersifat benar saja, namun dari kesalahan pula mereka dapat belajar. Kepribadian semacam sudah tertanam pada diri mereka. Namun tidak semua siswa demikian, ada satu siswa yang masih malu dan kurang berani dalam berpendapat. Setelah kami tanyakan kepada wali kelas, ternyata siswa tersebut memang memiliki masalah. Kemudian kewajiban dalam melaksanakan tugas, siswa begitu disiplin untuk melaksanakan tugas, namun terkadang masih ada siswa yang kurang disiplin. Ini sudh menjadi masalah klasik bagi para guru karena hal semacam ini begitu umum di negeri kita sehingga penanaman disiplin sangat diperlukan ketika kita mengajar.
Sebagaimana telah diungkapkan pada awal pembahasan, siswa di SD tersebut begitu akrab dan sangat antusias terhadap kegiatan pembelajaran. Informasi tersebut kami dapatkan dari wali kelas serta pengamatan kami secara langsung ketika kami masuk ke kelas dan melakukan wawancara. Apresiasi yang diberikan siswa kepada temannya menurut kami masih dalam kondisi biasa. Kemudian untuk keaktifan siswa untuk melakukan kegiatan, siswa juga sudah mampu melaksanakannya. Namun ketika mereka menemukan masalah, tentu saja mereka meminta panduan dari guru apabila mereka kesulitan untuk memecahkannya.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Kegiatan PAIKEM di SD Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda