Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Friday 27 June 2014

Kegiatan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar


Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, diantaranya aspek psikologis, sosial budaya, dan paedagogis. 
 
Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah SD Saraswati 02 Denpasar, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan yang individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, terdapat  adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar. Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling. Beberapa masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah yaitu:

Masalah perkembangan individu
Sejak individu terbentuk sebagai suatu organisme hingga akhir hayatnya individu terus tumbuh dan berkembang. Tujuan proses pertumbuhan dan perkembangan adalah mencapai kedewasaan yang sempurna secara optimal.
Proses perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri individu maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi oleh faktor bawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan lebih baik kalau faktor-faktor tersebut saling mendukung dan saling melengkapi. Oleh karena itu harus ada asuhan yang terarah melalui belajar sering disebut dengan pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap perkembangan individu. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya, juga daapt membantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan individu dengan baik.

  Masalah perbedaan individu
Keunikan dari individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek – aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah.
Di sekolah SD Sarawati 02 Denpasar sering terdapat beberapa masalah  perbedaan individu misalnya ada yang siswa sangat cepat dan ada yang lambat belajar, hal ini menimbulkan siswa mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya, ini disebabkan karena pada umumnya layanan pendidikan memberikan pelajaran atas dasar ukuran umum atau rata- rata. Untuk itu diperlukan suatu layanan yang dapat mengurangi masalah – masalah tersebut.
Beberapa aspek perbedaan individu yang perlu mendapatkan perhatian di SD Saraswati 02 Denpasar adalah kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola dan tempo perkembangan, ciri – ciri jasmani, latar belakang keluarga ( lingkungan )

Masalah kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Secara psikologis ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Selain itu perlu diperhatikan juga kebutuhan fisiologis, rasa aman , cinta dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri

Masalah penyesuaian diri
Penyesuaian diri banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu itu sendiri. SD Saraswati 02 Denpasar sudah menempatkan sekolahnya sebagai lingkungan yang memberikan kemudahan untuk tercapaianya penyesuaian diri yang baik.




Masalah belajar
Dalam perbuatan belajar timbul berbagai masalah baik bagi diri pelajar maupun pengajar. Untuk itu Sd Saraswati 02 Denpasar memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah yang timbul dalam kegiatan belajar melalui program BK.

Latar Belakang Sosial Budaya
Makin derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan membawa pengaruh besar terhadap perkehidupan dan perkembangan anak – anak dan remaja. Untuk itu SD saraswati 02 Denpasar bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil dalam menyesuaikan diri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui program bimbingan dan konseling yang diterapkan dalam sekolah.

Latar Belakang Paedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung disekolah maupun diluar sekolah. Dengan kata lain kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi yang berkembang secara menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional tetapi kegiatan yang menjamin setiap anak didik mendapat layanan untuk berkembang secara optimal, akan tetapi di SD Saraswati 02 Denpasar masih terdapat suatu pendidikan yang belum sepenuhnya dapat membantu perkembangan anak didik secara optimal. Beberapa hal yang masih harus ditangani secara serius yaitu adanya anak yang tinggal kelas, lambat belajar, bersikap santai, kurang responsif, kurang percaya diri dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal itu, layanan bimbingan di SD Saraswati 02 Denpasar seharusnya dilaksanakan dengan baik agar peran layanan bimbingan tersebut mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Permasalahan di SD Saraswati 02 Denpasar
Selayaknya manusia biasa, semua manusia pasti mempunyai permasalahan. Begitu pula dengan para siswa dan guru di SD Saraswati 02 Denpasar, mereka juga mempunyai masalah. Jika masalah tersebut berkaitan dengan sekolah maka pihak sekolah akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut sampai tuntas, karena hal ini sudah menjadi tanggung jawab sekolah.
Ada beberapa contoh masalah yang ada di SD Saraswati 02 Denpasar, yaitu:
Masalah pada siswa SD Saraswati 02 Denpasar
Pada tanggal 15 April 2010 siswa kelas VI B yang bernama Adityo Nugroho, Dedy Ardion dan Indra Adiningrat keluar dari lingkungan sekolah pada saat jam sekolah tanpa izin dari guru. Untuk mengatasi hal tersebut, guru kelas memanggil ketiga siswa untuk diberi peringatan agar tidak keluar dari lingkungan sekolah lagi pada saat jam sekolah. Setelah diberi peringatan, ketiga siswa tersebut tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Siswa yang bernama Arya kelas VI C jarang masuk sekolah (sering absen). Untuk mengatasi masalah tersebut pihak sekolah memanggil orang tua Arya untuk membujuk anaknya agar rajin ke sekolah. Setelah Arya mau masuk sekolah kembali, Arya diberi kebebasan untuk memilih tempat duduk sendiri dan teman sebangku yang disenanginya. Hal ini dilakukan agar Arya termotivasi untuk lebih rajin masuk sekolah.
Tanggal 21 Oktober 2010, Dwi Agus W siswa kelas VI A dipanggil ke kantor oleh guru kelas karena dia sering mengganggu teman sekelasnya pada saat proses kegitan belajar mengajar. Dia diberi pengarahan dari guru agar tidak mengganggu teman sekelasnya lagi. Setelah dipanggil ke kantor Dwi agus akhirnya jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Bagus Arya Candra, pada tanggal 27 Oktober 2010 melempar sampah dari lantai atas. Dia langsung dipanggil ke ruang kepala sekolah. Di ruang kepala sekolah, dia diminta untuk memberitahukan alasan mengapa dia membuang sampah dari lantai atas dan diperingatkan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Setelah mendapat peringatan dari kepala sekolah, dia tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Masalah yang dialami oleh Guru SD Saraswati 02 Denpasar
Pada tanggal 19 Agustus 2009, seorang guru yang bernama Nym Tina, S.Pd dianggap kurang bertanggung jawab dalam memanfaatkan fasilitas sekolah (menggunakan internet secara berlebihan). Oleh kepala sekolah Ibu Tina diberi saran agar lebih bertanggung jawab dalam menggunakan fasilitas sekolah. Saran ini di mengerti dengan baik oleh Ibu Tina.
Tanggal 13 september 2008 KD Juniati, S.Pd memberikan jawaban kepada orang tua siswa dengan nada yang agak ketus sehingga menyinggung perasaan orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut, kemudian kepala sekolah memanggil orang yang bersangkutan untuk memberikan jawaban dengan benar dan menyejukkan sehingga tidak menyinggung perasaan. Selain itu guru tersebut juga meminta maaf kepada orang tua siswa.
Tanggal 30 September 2010, seorang guru yang bernama N. Rai Suadnyani (wali kelas II C) membentak siswa yang bernama Amelia sehingga orang tua Amelia datang ke sekolah karena tidak terima. Bu Suadnyani menerima kedatangan orang tua Amelia dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukan terhadap Amelia.
Selain contoh di atas masih ada lagi masalah di SD Saraswati 02 Denpasar kaitannya dengan perbedaan individu dalam proses belajar mengajar. Setiap siswa mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda antara satu siswa dengan yang lain. Ada yang proses belajarnya cepat tapi ada juga yang proses belajarnya lambat. Hal ini menjadi sedikit masalah bagi para guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk mengatasi hal ini guru memberikan kesempatan bagi para siswa yang lambat belajar untuk mendapat waktu belajar yang lebih lama dari siswa yang lain.

Kejadian diatas adalah beberapa contoh permasalahan yang ada di SD Saraswati 02 Denpasar.  Menurut kami permasalahan yang ada di SD Saraswati 02 Denpasar masih dalam taraf yang wajar. Kenakalan para siswa masih setingkat dengan kenakalan anak SD pada umumnya. Para guru dan kepala sekolah telah mempunyai cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini guru kelas juga berperan sebagai guru BK untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada dan untuk memberi pengarahan dan bimbingan kepada para siswa.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Kegiatan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda