Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Sunday, 8 June 2014

Contoh Artikel Harkitnas



Makna Harkitnas Bagi Mahasiswa
Hamidulloh ibda; Sekretaris Umum HMI Komisariat Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Hari kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei 2011 bagi mahasiswa tarbiyah ada tiga makna substansial berkaitan dengan peringatan hari besar nasional tersebut. Makna  pertama, momentum ini adalah untuk merenungkan dan merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang yang telah dilalui.
 
Hal ini sejalan dengan cita-cita awal lahirnya Harkitnas, sebuah cita-cita yang saat itu dicirikan dengan semangat kepahlawanan, semangat kesediaan diri untuk memberikan lebih dari kewajibannya, dan untuk menerima kurang dari hak-haknya, disertai dengan keyakinan bahwa pemberian yang lebih dan penerimaan yang kurang itu dijadikan sebagai investasi kemasyarakatan, yang insya Allah pada saatnya akan diperoleh kemanfaatan lebih. Semangat itu dalam konteks kekinian saat ini, kiranya masih relevan untuk selalu dikumandangkan, terutama dalam kondisi bangsa seperti saat ini.
Makna kedua, ditinjau dari dunia pendidikan yaitu mengintropeksi diri dari apa yang sedang kita lakukan didalam menjalankan berbagai program pendidikan saat ini untuk menatap masa depan yang lebih baik, dalam menjamin pelayanan pendidikan secara non-discriminative kepada semua anak usia sekolah Indonesia di manapun mereka tinggal, sehingga sebuah cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Makna ketiga, bagaimana kita memprespektifkan apa yang telah dan sedang dilakukan untuk masa depan yang lebih baik, sebagaimana dicantumkan dalam konstitusi kita serta diamanatkan pula dalam sistem perundangan, dalam upaya mencerdaskan bangsa secara utuh.

Pada titik ini, maka Harkitnas bukan hanya diperingati untuk kegiatan seremonial belaka, tapi justru untuk lebih memompa semangat. Peringatan Harkitnas harus terus menerus dikumandangkan dan dilakukan rekontekstualitas sesuai dengan masanya, karena itulah tidak berlebihan jika momentum Harkitnas kali ini juga harus bisa memberikan makna lebih, tidak hanya sebatas pada memperingatinya secara seremonial.
Coba kita simak sebentar lagu ini; ”Bangun pemudi pemuda, Indonesia… lengan bajumu singsingkan untuk negara. Masa yang akan datang kewajibanmulah. Menjadi tanggungan mu terhadap nusa…menjadi tanggunganmu terhadap nusa” Pernah kita atau sering mendengar lagu ini. Lagu ini saya dengar ketika masih di bangku SD/MI. Lirik itu sekarang masih diperdengarkan ketika menyambut hari kebangkitan nasional. Apalagi sebagai calon guru pastinya kita tau lagu-lagu seperti Itu.  Sekarang kita memperingati Hari kebangkitan nasional. Bangkit berarti pernah “mati” dong?. Maksudnya disini adalah  mati semangatnya. Bagaimana kita akan bangkit? Indonesia sudah pernah mati, tetapi dibangkitkan oleh semangat para pejuang kita sehingga menjadi seperti sekarang.
Apa yang sudah kita lakukan untuk membalas jasa para pahlawan dalam rangka Harkitnas ini? Saya sendiri  sebagai mahasiswa merasa prihatin melihat keadaan sekarang ini. Unggah-ungguh sudah agak pudar. Masih mending kalo lewat di depan orang tua “permisi”. Naik motor yak-yakan. ugal ugalan. nanti motor rusak, minta uang sama orang tua. Mungkin pejuang kita yang sudah meninggal melihat dari surga kondisi sekarang ini sedih, atau ngelus dada kalian. Hipotesa saya adalah ini akibat dari pendidikan mereka yang salah.
Marilah kita tinggalkan kebiasaan lama bangkit dengan semangat baru mulai dengan hal yang kecil. “Bila seseorang bertanggung jawab pada hal yang kecil, dia akan mendapat tanggung jawab yang besar” begitu kata pak Mario Teguh. Memang agak susah untuk merubah, tetapi ada baiknya dicoba dahulu. Kasihan para pejuang dan terlebih lagi orang tua. Semoga dengan harkitnas, menjadi lebih baik lagi.
Sebagai mahasiswa tarbiyah saya kebih menyoroti harkitnas ini untuk mewujudkan pendidikan berkarakter bagi bangsa indonesia. Pendidikan merupakan tonggak perjuangan bangsa menuju kemajuan peradaban. Tanpa pendidikan yang baik, tata aturan dan etika kehidupan akan kacau, krisis moral akan merebak, hingga menimbulkan gangguan sistem ekonomi yang mengarah pada kelumpuhan stabilitas negara. Indonesia, sebagai negara berkembang sangatlah urgen untuk memberi perhatian lebih pada bidang pendidikan yang sekarang jauh tertinggal dari negara-negara lain. Dengan meningkatkan bidang pendidikanlah, perkembangan pada bidang kehidupan yang lainnya akan tecapai hingga akselerasi kebangkitan nasional berjalan lebih cepat.
Tentu para pendahulu kita akan bangga di alam sana bila melihat anak, cucu, dan cicitnya mampu mandiri dan tidak tergantung kepada pihak asing. Kita harus sanggup bangkit dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan. Sayangnya, untuk mencapai itu kita belum menemukan sosok yang tepat sebagai pemimpin yang transformatif. Pemimpin yang membumi dan dirindukan oleh semua rakyatnya. Seperti halnya almarhum Bung Karno dan Bung Hatta.
Sebagai calon guru dalam memaknai hari kebangkitan nasional ini adalah suatu momentum dimana kita tidak hanya gegap gempita merayakan harkitnas tanpa adanya gerakan dan perubahan. Tentunya perubahan dalam bidang pendidikan disini saya maksudkan adalah mewacanakan pentingnya pendidikan karakter. Karena dengan pendidikan karakter dapat membentuk manusia yang berkarakter, serta memiliki rasa nasionalisme dan patriotism yang memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang mulai ditinggalkan untuk ditanamkan kepada para peserta didik. Pendidikan karakter juga nantinya menghasilkan para siswa yang dapat mengerti bagaimana caranya menjadi warga negara yang baik. Apalagi kita sekarang disuguhkan dengan berbagai fenomena sosial yang butuh  antibiotic serta filterisasi dalam menyerapnya. Seperti munculnya kasus NII yang merebak di dunia pendidikan. Dari situlah pentingnya pendidikan karakter sebagai tafsiran dan pengamalan hari kebangkitan nasional.
Penggunaan Harkitnas sebagai momen yang mengajak rakyat agar mendukung pemberantasan korupsi merupakan langkah tepat. Namun seperti yang telah dikemukakan di atas, rakyat menunggu konsistensi pemerintah dalam memberantas korupsi. Dalam konteks ini, kita juga ingin mengingatkan pemberantasan korupsi harus berdasar dari hati nurani, bukan kepentingan pihak luar. Mengingat pihak asing sebetulnya tidak mempedulikan apakah sebuah negara korup atau tidak, asalkan pinjaman dikembalikan, mereka memperoleh laba ataupun konsesi yang besar. Hari Kebangkitan Nasional sangat tepat dijadikan momentum memecahkan persoalan yang membuat rakyat tidak sejahtera. Untuk itu semua pihak harus membantu dan bekerja disertai pikiran positif serta tidak pesimistis


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Contoh Artikel Harkitnas Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda