Latest News

Ingin bisa menulis? Silakan ikuti program training menulis cepat yang dipandu langsung oleh dosen, penulis buku, peneliti, wartawan, guru. Silakan hubungi 08562674799 atau klik DI SINI

Monday 9 June 2014

Filsafat Pendidikan Islam



I.                    PENDAHULUAN
Pendidikan islam secara fungsional merupakan upaya manusia merekayasa pembentukan insan kamil melalui penciptaan situasi interaksi edukatif yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam merupakan model rekayasa individual dan social yang efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat yang ideal kemasa depan. Sejalan dengan konsep perekayasaan masa depan umat, maka pendidikan islam harus memiliki seperangkat isi atau bahan yang akan ditransformasi kepada peserta didik agar menjadi milik dan kepribadiannya sesuai dangan idealitas islam. Untuk itu prlu dirancang suatu bentuk kurikulum pendidikan islam yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai asasi ajaran islam.
Dari kaitan inilah diharapkan filsafat pendidikan islam mampu memberikan arah terhadap pembentukan kurikulum oendidikan yang islami.

II.                  RUMUSAN MASALAH
A.      Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
B.      Hakikat Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Islam
C.      Hakikat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
D.     Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam
E.      Metode Pendidikan Islam
F.       Pendidikan Islam dalam Pemikiran Klasik dan Kontemporer

III.                PEMBAHASAN
A.     Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Pendidikan dalam islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan istilah al-tarbiyah, al-ta’lim, al-ta’dib dan al-riyadah. Setiap terminology tersebut mempunyai makna yang berbeda satu sama lain. Karena perbedaan teks dan konteks  kalimatnya.
Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Al-qur’an dan As-sunnah. Dengan demikian pendidikan islam tidak lepas dari nalai-nilai dan prinsip-prinsip islam yang menjadi salah satu unsur dalam penerapan pendidikan islam terhadap individu yang menjadi objek. Filsafat pendidikan islam  berarti system berfikir secara sistematis secara radikal, universal tertang Tuhan, manusia dan alam semesta untuk menemukan hakikat sesuatu yang dipikirkannya.

B.      Hakikat Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Islam
Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan islam, berarti kita berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi identitas islami. Seda ng identitas islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang mutlak harus ditaati.
Dalam merumuskan tujuan pendidikan islam paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.      tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertikal maupun horisontal.
2.      sifat-sifat dasar manusia.
3.      tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
Kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental. Ini berarti bahwa proses kependidikan islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu pada konseptualisasi manusia paripurna melalui transformasi sejumlah pengetahuan, ketrampilah dan sikap mental yang harus tersusun dalam sebuah kurikulum yakni kurikulum pendidikan islam.

C.      Hakikat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
Pengertian pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertangggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik seperti afektif, kognitif dan psikomotorik.
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab member pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Dan mampu melakukan tugassebagai makhluk individu yang mandiri.
1.      Syarat unntuk menjadi pendidik
Soejono menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:
a.      Tentang umur, harus sudah dewasa
b.      Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
c.       Tentang kemempuan mengajar harus ahli
2.      Tugas pendidik dalam pendidikan islam yaitu:
a.      Sebagai pengajar (instruksional) yang berttugas merencanakan program pengajaran dan melaksakan program yang disusun.
b.      Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaaan dan kepribadian yang sempurna seiring dengan tujuan penciptaannya.
c.       Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin mengendalikan diri sendiri, peseta didik maupun masyarakat, upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang dilakukan.

Dalam istilah tasawuf, peserta didik sering kali disebut dengan murid atau thalib, murid berarti orang yang menghendaki. Peserta didik adalah manusia yang membutuhkan bimbingan, yang juga merupakan salah satu pendidikan yang mutlak harus ada disamping pendidik. Peserta didik dalam pendidikan islam merupakan subjek sekaligus objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain yang disebut dengan pendidik untuk membantu, mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya serta membimbingnya menuju kedewasaan.
Tugas dan kewajiban peserta didik yakni sebelum belajar hendaknya membersihkan hatinya terlebih dahulu, menghormati guru dan wajib bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, serta menghargai ilmu dan bertahan terus untuk menuntut ilmu.

D.     Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi adalah suatu proses penafsiran terhadap kemajuan, pertumbuhan dan prkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Evaluasi pendidikan islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktifitas di dalam pendidikan islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat kabarhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menentukan kelemahan-kelemahan yamg dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.

Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan islam. Evaluasi berfungsi untuk:
·         Mengetahui tingakt kepahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang disampaikan.
·         Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik.
·         Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses balajar m,engajar

Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam ada empat macam yaitu:
1.      Evaluasi formatif adalah Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil balajar yang dicapai peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang tertentu.
2.      Evaluasi sematif adalah evaluasi yang dilakukan terhadap hasil balajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu caturwulan, semester atau akhir tahun untuk jenjang berikutnya.
3.      Evaluasi penempatan (palcement) adalah evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses balajar mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diinginkan.
4.      Evaluasi diagnosis adalah evaluasi terhadap hasil penganalisisan tentang keadaan balajar peserta didik, baik merupakan kesuilitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.

E.      Metode Pendidikan Islam
Muhamad Noer Syam mengutip secara teknis menerangkan bahwa metode adalah:
1.      Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan
2.      Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu
3.      Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur
Berdasarkan pendapat tersebut, bila dikaitkan dengan proses kependidikan islam, maka metode berarti suatu prosedur yang dipergunakan pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan (dari segi pendidikan). Selain itu metode juga berarti teknik yang dipergunakan peserta didik untuk menguasai materi tertentu dalam proses mencari ilmu pengetahuan (dari segi peserta didik). Kemudian dapat pula berarti cara yang dipergunakan dalam merumuskan aturan-aturan tertentu dari suatu prosedur (dari segi pembuat kebijakan).
Al-Saibany menjelaskan bahwa metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang dikerjakannya, cirri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

F.       Pendidikan Islam dalam Pemikiran Klasik dan Kontemporer
Pendidikan islam adalah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan bertujuan akhlak mulia dengan tidak melupakan kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan yang berguna untuk perseorangan dan kemasyarakatan.
Pendidikan islam masa klasik dimulai pada masa Nabi dengan memperbanyak mengajarkan hal-hal yang terkait dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Secara umum, sistem pengelolaan pendidikan pada masa klasik lebih ditentukan pada kekuatan ulama’ (orang yang memiliki komitmen intelektual) dari pada kekuatan negara (orang yang memilki kekuasaan) baik pada masa Nabi maupun pada masa abbasiyah. Para tokoh agama memiliki otoritas untuk menentukan sistem pendidikannya.
Sedangkan pada masa modernisasi ditandai dengan munculnya cendekiawan muslim yang ingin memperbaharui (memodernisasikan) sistem tradisional yang diterapkan lembaga pendidikan tradisional sejak abad pertengahan lalu denagn memasukkan sains-sains modern yang diadopsi dari barat ke dalam kurikulum yang sudah ada. Dalam pendidikan modern ini siswa tidak hanya diajarkan ilmu dunia tetapi selalu dikaitkan dengan keagungan Ilahi. Dengan sistem ini siswa akan mampu memadukan aktivitas sehari-hari dengan pengajaran di sekolah.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Filsafat Pendidikan Islam Rating: 5 Reviewed By: Hamidulloh Ibda